Powered by Blogger.

Inception

by - Wednesday, August 18, 2010


















Rating :
Category:
★★★★★
Movies
Genre: Science Fiction & Fantasy

Akhirnya bisa nonton film inception juga 2 hari sebelum puasa (9 Aug ’10) bareng abang, itu juga coz dapet free ticket nonton 21 cinema di manapun sejabodetabek. Thanks to Mas Fairuz, Nani & Avnie (^_^).

Inception di perankan oleh Leonardo Di Caprio sebagai Dom Cobb, pemeran utamanya. Sebelum nonton film ini, dah dengar banyak yang suka and talk about it terutama coz kerumitannya. Setelah ku nonton, well, I like d movie indeed. Wlo agak lemot utk memahaminya coz to me, scene&xplanationnya begitu cepat, tapi toh pada akhirnya ku paham juga :-P.
Makanya dengan stok pede yang lumayan, q mo share bagi2 tulisan tentang review film ini.

Inception means menyisipkan in Bahasa. Jadi film ini mostly menceritakan tentang penyisipan sebuah ide kedalam pikiran seseorang melalu media mimpi. Sebenarnya kalau dari summary resminya di katakan bahwa Cobb itu merupakan pencuri yang ahli dalam hal mencuri ide dari pikiran seseorang melalui mimpi.

Cobb akhirnya ditawari sebuah pekerjaan oleh Saito yang diperankan oleh Ken Watannabe, perkerjaan yang bisa merupakan pekerjaan terakhirnya sebagai pencuri mimpi dan mengembalikannya kepada keluarganya terutama anak2 yang dicintainya.
Namun pekerjaan kali ini bukanlah pekerjaan yang mudah. Cobb kali ini bukan diminta untuk mencuri ide namun untuk menanamkan sebuah ide ke dalam benak seseorang yaitu saingan Saito, Robert Fischer yang diperankan oleh Cilian Murphy.

Pekerjaan ini pun membutuhkan team yang solid dan tangguh, karena jika gagal maka setiap “the dreamer”mungkin saja tidak akan bisa bangun lagi. Cobb pun merencakan 3 lapis mimpi untuk menjalankan misi ini. Dia pun merekrut orang2 yang punya skill mumpuni di bidangnya. New “architech”, Ariadne yang diperankan oleh Ellen Page, yang merupakan rekomendasi dari Ayah Cobb, Miles (Michael Caine). Architech ini bertugas untuk membangun ruang dalam mimpi untuk seorang “The Dreamer”. Sebelum bertugas, Ariadne diminta oleh Cobb membuat labirin yang tidak mudah, cukup rumit namun masih memungkinkan bagi “the Dreamer” untuk keluar darinya. Ariadne di training untuk berlatih membangun ruang dalam mimpi oleh Cobb dan juga Arthur (Joseph Gordon Levitt), rekan Cobb dalam pekerjaan pencurian mimpinya.

Awalnya kupikir film ini merupakan salah satu film filsafat lagi just like “Matrix”, karena ada dialognya yang mengarah ke pertanyaan filosofis.
Cobb : Let me ask you a question, you, you never really remember the beginning of a dream do you? You always wind up right in the middle of what's going on.
Cobb : So how did we end up here?
Cobb : Think about it Ariadne, how did you get here? Where are you right now?
Just like our own life, kita gak pernah tahu khan bagaimana kita sampai pada kehidupan kita yang sekarang. Kita secara tiba-tiba berada di dunia ini. Eh, tapi ternyata, dijelaskan dalam dialog itu, bahwa mereka memang sedang berada di dunia mimpi..yaaahhh…penonton kecewa .

Lanjut dengan cerita filmnya.
Cobb lalu pergi ke Kenya dan mengajak sang Imitator, Eames (Tom Hardy) to be part of his team. Lalu Eames mengajak Cobb ke tempat Yusuf (Dileep Rao), seorang ahli kimia. Yusuf diperlukan untuk menyediakan sedative (obat penenang). Sedative dibutuhkan untuk membuat lapisan mimpi yang rumit, agar “the Dreamer” dapat benar2 masuk jauh ke dalam mimpi dan punya cukup waktu untuk melakukan inception.

Team yang sudah terbentuk akhirnya merencanakan untuk membuat 3 lapis mimpi untuk menyelesaikan pekerjaan mereka, dimana mimpi lapis ketiga merupakan titik paling penting, dimana ide akan ditanamkan disana. Targetnya adalah Robert Fischer, anak seorang konglomerat pemilik perusahaan minyak. Fischer berencana untuk mengambil alih perusahaan. Saito menginginkan agar Cobb menanamkan ide ke dalam benak Fischer untuk memecah perusahaanya tersebut. Untuk memastikan bahwa ide itu tertanam dan berhasil, Saito juga ikut ke dalam team Cobb.

Saat sedang mempersiapkan pekerjaan tersebut, Ariadne, mencoba masuk ke dalam mimpi Cobb dan dia menyadari bahwa jauh di dalam pikiran alam bawah sadar Cobb selalu ada Mal, mantan istri Cobb yang diperankan oleh Marrion Cotillard. Itulah sebabnya kenapa Cobb tidak bisa mendesain mimpi karena akan selalu ada Mal di dalamnya. Cobb juga mengatakan bahwa dia juga tidak boleh tahu desain mimpi yang dibuat Ariadne, agar Mal juga tidak akan tahu.

Arthur juga menjelaskan pada Ariadne tentang Totem, sebuah benda yang bisa merupakan sebagai pertanda, apakah seseorang itu berada dalam mimpi atau dalam kehidupan nyata. Cobb punya gasing kecil sebagai totemnya. Arthur menjelaskan jika dalam mimpi, gasing yang berputar tidak akan pernah berhenti. Totem Arthur adalah sebuah dadu. Sedangkan Ariadne akhirnya untuk membuat totemnya sendiri yang berupa kepingan catur.

Team tersebut akhirnya menyiapkan strateginya. Yusuf menjelaskan tentang obat penenangnya. Di dalam mimpi terdapat perbedaan dimensi waktu dengan dunia nyata. Obat penenang yang bekerja 1 jam di dunia nyata berarti 1 minggu di mimpi level 1; 6 bulan di mimpi level 2 dan 10 tahun di mimpi level 3. Mekanisme bangun dari mimpi disebut “Kick”, yaitu guncangan yang dirasakan saat tiba-tiba jatuh atau menyentuh suatu permukaan.

Eames mengobservasi Fischer, ayahnya dan rekan bisnis ayahnya, Peter Browning. Dia mengetahui bahwa hubungan Fischer dan ayahnya buruk. Eames menyarankan untuk melakukan pendekatan emosional kepada Fischer agar dapat menanamkan ide ke benak Fischer. Mereka berusaha memperbaiki hubungan Fischer dan ayahnya, sehingga Fischer mengira Ayahnya mencintainya dan menginginkannya untuk melakukan apapun sesuai keinginannya (yaitu untuk memecah perusahaannya). Dan Browning di buat agar menjadi jahat.

Untuk melakukan misinya itu, tim butuh berada bersama Fischer saat ayahnya meninggal dan akan diterbangkan ke LA. Saito akhirnya membeli airline tersebut sehingga keseluruhan isi pesawat hanyalah Fischer dan anggota team Inception. Obat penenang di masukkan kedalam minuman Fischer. Kemudian masuklah keseluruhan tim kedalam mimpi.

Mimpi level pertama, adalah mimpi Yusuf. Mereka berada dalam van dan dalam keadaan hujan deras karena Yusuf sedang menahan pipis (^_^). Dalam van mereka dikejar oleh sekelompok orang bersenjata. Cobb menjelaskan bahwa mungkin Fischer dilatih untuk melawan ekstraksi mimpinya dan itu merupakan pertahanan dirinya. Saat kejar2an itulah Saito tertembak di dadanya. Tadinya Eames bermaksud untuk membunuhnya, sebagai “kick”agar ia bangun dari mimpinya, tapi di halangi oleh Cobb. Cobb mengatakan bahwa mereka sedang menggunakan sedative dan pengaruh sedative itu belum berakhir, jika mereka bangun dalam keadaan seperti itu, itu hanya akan membuat mereka terperangkap dalam Limbo. Limbo adalah lapisan mimpi terdalam. Jika pikiran kita terperangkap dalam Limbo maka kita akan kehilangan kepekaan terhadap kenyataan. Kita tidak akan pernah tahu mana kenyataan dan mana mimpi. Seluruh tim menjadi takut dan Cobb akhirnya mengatakan bahwa satu-satunya jalan adalah dengan tetap menjalankan misinya.

Cobb mengatakan pada Ariadne bahwa dia tidak bisa menghilangkan Mal dalam mimpinya dan akhirnya Cobb menceritakan pada Ariadne tentang bagaimana Mal meninggal dunia.

Cobb bercerita bahwa dalam mimpi terakhirnya bersama Mal, terjadi sesuatu yang salah yang menyebabkan mereka terjebak dalam limbo. Cobb meyakinkan Mal bahwa ini bukan dunia nyata dan memintanya untuk kembali ke dunia nyata. Cobb dan Mal telah menghabiskan waktu 50 tahun di Limbo dan membangun mimpi mereka bersama. Ketika Cobb berhasil membawa Mal kedunia nyata, Mal tetap merasa bahwa mereka masih ada di dunia mimpi dan bahwa satu-satunya jalan untuk kembali adalah melalui bunuh diri. Mal mengundang Cobb ke sebuah hotel untuk merayakan hari jadi pernikahan mereka. Mal mengatakan pada Cobb bahwa dia sudah menulis surat ke pengacaranya yang mengatakan bahwa Cobb berusaha membunuhnya. Itu dilakukan agar Cobb mau ikut dengannya untuk bunuh diri. Cobb berusaha meyakinkan bahwa ini adalah kenyataan dan jika dia bunuh diri itu berarti mati untuk selamanya. Tapi Mal tidak percaya dan akhirnya dia memutuskan untuk loncat dari gedung hotel tersebut. Karena tidak mau dipenjara karena tuduhan membunuh istrinya itulah akhirnya Cobb meninggalkan anak-anaknya dan keluar dari negerinya dan akhirnya berprofesi sebagai pencuri mimpi professional.
Yusuf tetap mengendarai vannya ke jembatan sementara tim yang lain masuk kedalam level mimpi berikutnya. Jatuhnya van dari jembatan merupakan “kick” bagi mereka.

Mimpi level kedua adalah mimpi Arthur. Mereka berada dalam sebuah hotel. Di restoran hotel tersebut Cobb bertemu Fischer dan berusaha meyakinkan Fischer bahwa dia adalah petugas keamanan yang bertugas melindungi Fischer. Cobb meyakinkan Fischer bahwa itu adalah mimpi. Dalam proyeksi mimpinya Fischer menjadikan Browning orang yang jahat yang mendalangi penculikan dirinya dan akan mengambil alih perusahaannya. Cobb berhasil meyakinkan Fischer untuk memasuki mimpinya untuk mencari tahu rahasia Browning. Mereka akhirnya masuk lagi ke level mimpi 3 dengan Arthur yang tetap bertahan di mimpi level 2 untuk membuat”kick”bagi teman2nya yang lain.

Mimpi level ketiga bersetting di pegunungan bersalju. Ada brankas di dalam benteng yang di jaga orang2 bersenjata. Cobb menyuruh Fischer utk masuk ke dalam benteng dan membuka brankasnya sendiri. Sedangkan yang lain berusaha untuk mengalihkan penjaga.

Sementara itu di mimpi level 1, Van yang dikendarai Yusuf sudah jatuh dari jembatan, hanya tersisa 10 detik.

Di mimpi level kedua, terjadi situasi tidak ada gravitasi. Arthur harus membuat cara agar keseluruhan tim tetap bersatu dengan cara mengikat mereka menjadi satu. Dan membuat ”kick” bagi mereka dengan meledakkan mereka dalam lift. Waktu yang tersisa adalah 3 menit.
Di mimpi level 3, Fischer berjuang untuk mencapai brankas. 60 menit yang tersisa.

Ketika hampir sampai di brangkas, Mal yang merupakan proyeksi Cobb muncul. Saat Cobb berusaha menembaknya, Mal sudah terlebih dahulu membunuh Fischer. Namun akhirnya Cobb menembak Mal.

Ariadne mengatakan bahwa mereka harus masuk lebih dalam, ke Limbo untuk mengeluarkan Fischer.

Ariadne dan Cobb akhirnya masuk ke level mimpi keempat yaitu Limbo. Di Limbo inilah dimana Mal dan Cobb membangun dunianya sendiri. Mereka kemudian bertemu Mal di dapur rumahnya. Mal merasa bingung dan mengatakan bahwa itu adalah dunia nyata dan bahwa Cobb harus tinggal dengannya disitu. Cobb mengatakan bahwa Mal tidaklah nyata dan dia sangat merasa bersalah. Gasing totem Cobb sebenarnya adalah milik Mal.

Flash back ke Limbo Cobb dan Mal sebelumnya. Mal mengunci gasing totemnya di sebuah brangkas. Suatu hari Cobb menemukannya. Cobb memasukkan ide kedalam pikiran Mal bahwa itu bukan dunia nyata dan membiarkan gasing itu tetap berputar dalam brangkas. Ketika ide itu menjadi keyakinan yang mendalam dalam diri Mal, dia bersedia untuk bunuh diri bersama Cobb. Mereka berbaring di rel kereta dan bunuh diri. Mereka akhirnya terbangun di rumahnya. Tapi ide itu-bahwa dunia ini tidak nyata-tetap ada dalam pikiran Mal. Dia tetap berpikir bahwa dunia itu tidak nyata dan bahwa bunuh diri merupakan satu-satunya jalan untuk kembali ke dunia nyata. Dan Mal akhirnya bunuh diri dalam kenyataan. Hal Itulah yang membuat Cobb sadar bahwa penyisipan ide adalah hal yang mungkin dilakukan karena ia telah berhasil memasukkan ide ke dalam benak Mal bahwa dunia ini bukanlah dunia nyata.

Di limbo, Cobb mengatakan pada Mal bahwa ini tidak nyata dan bahwa ia akan kembali pulang. Cobb meminta Ariadne untuk bangun ke mimpi level 3, sementara dirinya akan mencari Saito karena dia terperangkap di Limbo dan berusaha untuk membawanya kembali.

Di level 4, Ariadne mencari Fischer dan menjatuhkan dirinya agar bangun ke level 3.

Di mimpi level 3, Fischer bangun dan menemukan ayahnya sekarat yang mengatakan bahwa dia kecewa bahwa Fischer berusaha untuk menjadi seperti dirinya. Dia ingin Fischer menjadi dirinya sendiri. Fischer akhirnya memutuskan untuk memecah perusahaannya. Ariadne lalu bangun dari mimpi level 4nya.

Di mimpi level 3, Arthur telah berhasil meledakkan teman2nya dalam lift sebagai “Kick” mereka.

Di mimpi level 2, van yang dikendarai Arthur telah menyentuh air di sungai di bawah jembatan yang merupakan “kick” bagi tim untuk bangun. Keseluruhan tim sudah bangun kecuali Cobb dan Saito.

Scene film kemudian kembali ke scene awal dimana ada Cobb yang bertemu Saito yang sudah menua. Cobb mengatakan pada Saito bahwa itu bukanlah dunia nyata dan dia harus kembali. Saito mengangkat senjata ke kepalanya.

Akhirnya semua tim terbangun di pesawat saat awal mereka masuk kedalam mimpi. Saito akhirnya memenuhi janjinya untuk memulangkan Cobb ke keluarganya. Rekan2 timnya ditemui Cobb sedang mengambil bagasi mereka masing-masing.

Cobb akhirnya bisa kembali ke kekeluarganya. Miles menyambutnya di rumahnya. Saat di dapur, dia memutar gasing totemnya untuk mengetahui apakah itu nyata atau mimpi, tapi belum selesai gasing itu berputar, anak-anaknya yang berada di kebun belakang rumah memanggilnya “daddy”! dan Cobb pun akhirnya memeluk anak2nya tersebut.
Film pun berakhir dengan layar hitam meninggalkan pertanyaan, apakah itu kenyataan atau hanya dalam mimpi?Memungkinkan untuk di buat sequelnya khan? (^_^)

“Dreams feel real while we're in them. It's only when we wake up that we realize something was actually strange”

wp@17082010


You May Also Like

4 comments