Powered by Blogger.

CARA BERPIKIR FLEKSIBEL

by - Wednesday, January 06, 2021

                                             
Photo by Mukul Joshi on Unsplash


Memasuki dunia industri 4.0 yaitu industri yang berdasar internet, big data, cloud computing dan machine learning. Untuk itulah diharapkan kita bisa lebih cepat beradaptasi dengan teknologi seperti internet, berbagai macam gawai dan juga Artificial Intelligence atau kecerdasan buatan.

Menurut World Economic Forum, ada 10 keterampilan yang perlu dikuasai pada tahun 2025 :

1. Analytical thinking and innovation yaitu cara berpikir analitis dan inovasi

2. Active learning and learning strategies yaitu belajar aktif dan belajar strategis

3. Complex problem-solving yaitu kemampuan pemecahan masalah yang kompleks

4. Critical thinking and analysis yaitu berpikir kritis serta kemampuan analisa

5. Creativity, originality and initiative yaitu kreativitas, keaslian serta inisiatif

6. Leadership and social influence yaitu kemampuan memimpin dan pengaruh sosial

7. Technology use, monitoring and control yaitu kemampuan menggunakan, melakukan monitoring serta melakukan kontrol terhadap teknologi

8. Technology design and programming yaitu kemampuan mendesain dan membuat program teknologi

9. Resilience, stress tolerance and flexibility yaitu kemampuan bertahan, toleransi fleksibilitas dalam kondisi stres

10.Reasoning, problem-solving and ideation yaitu kemampuan nalar, memecahkan masalah dan memiliki ide

Menjadi fleksibel termasuk dalam salah satu dari 10 keterampilan yang dibutuhkan untuk menghadapi tahun 2025. Dalam menghadapi perubahan teknologi seperti itu, kita juga harus mulai beradaptasi dimulai dari cara berpikir kita. Ada yang disebut cognitive flexibility yaitu kemampuan melihat sesuatu dari perspektif lainnya.

Melihat sesuatu dari perspektif lainnya ini bisa dilakukan dengan berpikir secara lebih fleksibel. Berpikir tidak selalu melihat seperti apa adanya, namun bisa berpikir dengan menggunakan sudut pandang yang berbeda.


Jenis-jenis cara berpikir fleksibel ada beberapa macam :

1. Berpikir cepat dan lambat

2. Berpikir maju dan mundur


Mari kita lihat lebih jauh satu persatu.

I. Berpikir cepat dan lambat

Perhatikan gambar berikut ini

Sumber metro.co.uk

Kira-kira apa yang anda pikirkan terhadap orang dalam gambar tersebut?


Kemudian selanjutnya, perhatikan ini: 17 x 24

Pada gambar, anda dapat dengan mudah mengatakan kalau orang tersebut sedang dalam kondisi marah dilihat dari ekspresi serta bahasa tubuhnya. Sedangkan untuk yang kedua, yaitu perkalian antara 17 x 24, anda sebenarnya tahu bahwa itu adalah perkalian, tapi apakah anda bisa langsung mengetahui hasilnya? Anda mungkin bisa menghitungnya tapi mungkin membutuhkan pensil dan kertas atau kalkulator, sehingga membutuhkan waktu untuk menghitungnya. Anda perlu berpikir lebih lama. Inilah yang disebut berpikir cepat dan berpikir lambat.

Menurut Daniel Kahneman, seorang psikolog, ada 2 sistem berpikir dalam diri manusia :

1. Sistem I / Berpikir cepat yaitu berpikir secara otomatis, cepat, dan tidak membutuhkan usaha lebih

2. Sistem II / Berpikir lambat yaitu memberikan perhatian yang lebih kepada aktivitas berpikir, seperti memecahkan masalah yang dilematik, termasuk hitung-hitungan yang kompleks atau kasus yang kompleks


Perbedaan berpikir cepat dan lambat diuraikan berikut ini:

Sistem I / Berpikir Cepat
- Cepat
- Otomatis
- Diluar kesadaran
- Keputusan dalam keseharian
- Rentan terjadi kesalahan

Sistem II / Berpikir lambat
- Lambat
- Membutuhkan usaha
- Dibawah alam sadar
- Keputusan yang kompleks
- Lebih sedikit terjadi kesalahan


Bagaimana melatih berpikir cepat dan berpikir lambat:

1. Tentukan jenis pekerjaan yang bisa dilakukan dengan berpikir cepat dan berpikir lambat. Kita bisa memilih aktivitas kita sehari-hari yang bisa kita lakukan dengan berpikir cepat dan berpikir lambat, sehingga akan memudahkan kita untuk mengambil keputusan

2. Budayakan “boleh salah” dalam tim atau organisasi. Dengan “boleh salah” atau boleh melakukan kesalahan, akan membuat anggota tim atau organisasi dapat berpikir dengan cepat, karena seperti perbedaan yang disampaikan diatas, dalam berpikir cepat rentan terjadi kesalahan. Tapi sebenarnya hal ini tidak apa-apa, selama kita bisa mengambil pelajaran dari hal itu. Dengan begitu, anggota tim dibiasakan untuk berpikir cepat. Semakin terbiasa, kita akan bisa melakukan berpikir cepat dengan sedikit kesalahan

3. Alokasikan “risiko” kepada tim atau organisasi. Dengan berpikir cepat yang rentan akan kesalahan, faktor risiko tetap harus dibuat diawal sebelum melakukan kegiatan untuk mengantisipasi kesalahan yang dilakukan saat anggota tim atau organisasi melakukan sesuatu berdasarkan berpikir cepat. Dengan begitu, anggota tim atau organisasi sudah mempersiapkan mitigasi atas risiko yang mungkin terjadi saat berpikir cepat.


Berpikir cepat juga merupakan basic thinking atau pola berpikir dasar dan juga bisa dilatih melalui:

1. Keinginan, jika kita menginginkan sesuatu, misalkan ingin makan, maka kita bisa berpikir cepat makanan jenis apa yang ingin kita makan pada saat itu serta memutuskan akan makan apa saat itu

2. Kapabilitas, atau kemampuan masing-masing orang. Ada banyak orang yang memiliki kemampuan untuk berpikir cepat dalam memutuskan setiap keputusan harian dalam kehidupannya

3. Pengalaman, semakin banyak pengalaman yang kita miliki dalam berpikir cepat, akan semakin menajamkan kemampuan kita untuk berpikir cepat juga


Kemudian bagaimana membuat seseorang yang biasa melakukan berpikir lambat, menjadi berpikir cepat :

1. Reward, memberikan reward kepada seseorang jika dia berhasil melakukan atau memutuskan sesuatu dari hasil berpikir cepat

2. Deadline atau tenggat waktu dalam melakukan suatu pekerjaan. Dengan adanya tenggat waktu, seseorang akan “terpaksa” untuk berpikir cepat demi bisa menyelesaikan pekerjaannya secara tepat waktu 

3. Timeline atau kronologi waktu. Dengan membuat kronologi waktu yang pasti sudah ada tenggat waktunya, akan membuat kita berpikir cepat bagaimana menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan kronologi waktu yang sudah dibuat

4. Kontrol dan delegasi, tidak selamanya kita harus melakukan segala sesuatunya sendiri. Akan ada saatnya kita bisa melakukan kontrol dan juga delegasi terhadap pekerjaan-pekerjaan yang bisa dilakukan oleh orang lain atau bawahan kita. Dengan memberikan kontrol dan delegasi, kita bisa berpikir cepat untuk melakukan hal lainnya

5. Arahan dari pimpinan atau atasan. Dengan sudah ada dan jelasnya arahan dari pimpinan atau atasan juga membuat kita tidak perlu berpikir keras lagi, kita cukup berpikir cepat mengikuti arahan yang sudah diberikan

6. SOP atau System Operational Procedure atau sistem prosedur operasional. Dengan adanya SOP juga membuat kita bisa langsung berpikir cepat tanpa perlu menghabiskan banyak waktu dalam melakukan sesuatu, cukup mengikuti SOP yang sudah ada

7. Otomatisasi proses, jelas jika proses yang ada sudah diotomatisasi, tidak perlu lagi kita berpikir keras dalam melakukan sesuatu, kita juga akan secara otomatis berpikir cepat



II. Berpikir maju dan berpikir mundur

Berpikir maju adalah observasi dari kondisi saat ini menuju ke target atau cita-cita yang diinginkan. Mulai dari kondisi saat ini menuju kondisi di masa datang.

Sedangkan berpikir mundur adalah berpikir secara terbalik yaitu mengacu pada goals/tujuan atau bukti-bukti yang telah ada, dan dari sinilah kita akan menarik bagaimana goals/tujuan itu tercapai, dan mengapa bukti-bukti yang sudah ada dapat muncul.


Cara berpikir maju bisa dilakukan dengan beberapa hal:

1. Tujuan dengan visi, misi dan objektif. Dengan jelasnya visi, misi dan objektif, kita dapat berpikir maju sesuai dengan visi, misi dan objektif yang ingin dicapai tersebut. Ini melatih kita untuk melihat kondisi saat ini dan berpikir maju kondisi yang ingin dicapai di masa yang akan datang seperti apa dengan mengacu pada visi, misi dan objektif tersebut

2. Key result area and key performance indicator atau Area Hasil Utama dan Indikator Pencapaian Utama. Dengan adanya hal ini, kita juga bisa berpikir maju, dengan melihat kondisi kita saat ini dan capaian hasil utama apa yang ingin kita capai di masa datang dengan memperhatikan indikator capaiannya

3. Program action task atau Tugas Aksi Program. Dari program yang sudah dicanangkan serta kemudian disusun tugas-tugas dan aksi-aksi seperti apa yang bisa mendukung program agar bisa berjalan dengan baik, akan menuntun kita untuk berpikir secara maju

4. Resources atau sumber daya. Dengan adanya sumber daya yang memadai, baik itu sumber daya manusia, sumber daya infrastruktur maupun sumber daya sistem yang mendukung pekerjaan kita, akan membantu kita untuk berpikir maju melihat sumber daya yang kita miliki

Sedangkan untuk latihan berpikir mundur, bisa dilakukan dengan membayangkan jika anda menemukan 3 benda saat baru masuk dapur, yaitu ada gelas, kantung teh celup, dan madu. Anda bisa saja berpikir akan membuat teh dengan bahan-bahan yang tersedia. Apabila ingin menambah rasa manis, anda bisa menambah beberapa sendok madu ke dalamnya.

Bagaimanakah hal tersebut dapat dicerna dengan berpikir mundur?Kita bisa melakukan berpikir mundur dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan seperti di bawah ini:

1. Siapa yang sudah menaruh gelas, kantung teh celup dan madu di dapur?

2. Apa yang hendak dilakukan oleh orang tersebut dengan bahan-bahan tersebut?

3. Mengapa teh dan madu jenis ini yang digunakan?

Contoh lain penerapan berpikir mundur adalah misalnya adakalanya kita terlambat untuk mencapai kantor. Untuk menghindari omelan atasan, kita akan mencari alasan apa saja yang bisa masuk akal dan bisa menghindarkan kita dari omelan atasan kita. Bisa misalnya mengatakan bahwa kita terjebak macet karena ada pawai, ditilang polisi, atau kehilangan kartu KRL. 

Jadi dengan berpikir mundur, kita mencoba menarik kesimpulan dari hal-hal yang sudah ada pada saat ini dengan berpikir ke belakang serta mempertanyakan pertanyaan yang berhubungan dengan hal yang ada tersebut.

Keterampilan berpikir mundur biasa dilakukan oleh seorang detektif. Adakah yang sering membaca atau menonton serial Sherlock Holmes? Anda bisa belajar penggunaan cara berpikir mundur dari Sherlock Holmes dalam memecahkan misteri kriminal yang dia hadapi.


Selanjutnya bagaimana melatih cara berpikir cepat dan berpikir lambat serta cara berpikir maju dan berpikir mundur?

Kita bisa melakukan beberapa hal seperti dibawah ini:

1. Memainkan catur secara cepat dan catur secara lambat

2. Permainan Sudoku

3. Permainan Maze

4. Diskusi kasus antara tim


Dengan memahami cara berpikir cepat, lambat serta berpikir maju dan mundur dapat membantu kita dalam memasuki dunia teknologi yang semakin maju.

Hal ini mulai kita rasakan nyata dengan kondisi kita saat ini. Kebanyakan dari kita bekerja di rumah selama pandemi covid-19 atau biasa kita sebut Work from Home. Pada akhirnya, kita semakin terbiasa untuk melakukan rapat atau mengerjakan tugas secara online. 

Tentunya Kegiatan tersebut juga membutuhkan alat penunjang yang mumpuni seperti internet dan gawai. Biasakanlah untuk berdiskusi “How to..” dalam menghadapi teknologi baru, dibandingkan mentok dengan mengatakan “tidak bisa”. 

Untuk itulah kita perlu untuk mengetahui, belajar dan berlatih untuk menggunakan otak kita dalam berpikir cepat, lambat serta berpikir maju dan mundur untuk beradaptasi dan berdamai dengan teknologi yang akan terus berkembang.





You May Also Like

9 comments

  1. ternyata berpikir fleksibel pun ada banyak jenis dan caranya ya mba. bisa mulai nih belajar biar ga ketinggalan di tahun 2025.

    ReplyDelete
  2. Wah daging banget ini isinya. Makasih sharingnya mbaa. Bakal jadi rujukan nih buat self development.

    ReplyDelete
  3. MasyaAllah, ilmu semua Mbak.. Saya pun sekarang masih harus terus berlatih berpikir cepat dan mengurangi overthinking akibat takut salah. Padahal di zaman sekarang yang semua serba cepat, kemampuan berpikir cepat pun semakin dibutuhkan.

    ReplyDelete
  4. cara berpikir maju biasa saya lakukan dengan berkaca pada pengalaman sebelumnya, biasanya kalau mau nebak apa keputusan yang bos mau ambil hehehe...

    ReplyDelete
  5. Ternyata cara berpikir manusia itu rumit ya, dan karena sama seperti bernafas kita tidak sadar jenis cara berpikir apa yg digunakan, kalau banyak latihan dan melatih awareness mungkin jadi bisa berpikir lebih fleksibel ya Mbak, seperti yang dipaparkan di tulisan ini?

    ReplyDelete
  6. seru banget kalau kita bisa membangkit cara berpikir fleksibel ini sedari dini deh mbak. permainan sudoku, ya ampun dulu aku main ini di hp nokia hihi.

    ReplyDelete
  7. Ooh ternyata Cari alasan saat terlambat itu termasuk berpikir mundur. Heheh, pernah sih begitu.

    Kalau ikutan cerdas cermat kudu berpikir cepat.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hehehe... aku pun baru tahu tentang cari alasan itu termasuk berpikir mundur. Hihihi.

      Delete
  8. Wah, makasih sharing-nya mbak. Jadi lebih tahu macam-macam cara berpikir dan fungsinya. Jadi tahu cara melatihnya juga, lagi.

    ReplyDelete