Start: | Apr 23, '08 08:00a |
End: | Apr 27, '08 |
Location: | Museum Bank Mandiri, Jakarta Kota |
Start: | Apr 6, '08 12:00a |
End: | Apr 6, '08 6:00p |
Location: | Ballroom, Ritz Carlton Pacific Place |
Education UK Exhibition 2008
Look to the source of inspired and innovative thinking to build your future
Minggu, 6 April, 1200 - 1800
Ballroom, Ritz Carlton Pacific Place
Jakarta
Talkshow
1030 - 1130 Teknologi Informasi
Pembicara:
Onno W. Purbo, Pakar IT
Kurniawati Azizah, MPhil di Computer Speech, Text and Internet Technology dari University of Cambridge, penerima Indonesia Chevening dan saat ini bekerja di Switchlab Ltd sebagai Senior System Analyst
1300 - 1400 Industri Kreatif
Pembicara:
Joshua Simanjuntak, MA di Product Design, Royal College of Arts, saat ini bekerja sebagai disainer furniture.
1500 - 1600 Media dan Komunikasi
Pembicara:
Arief Suditomo, MA di Media & Communication dari University of Westminster, salah seorang penerima beasiswa Chevening yang saat ini bekerja sebagai Pemimpin Redaksi di RCTI, salah satu stasiun televisi terkemuka di Indonesia.
Pieter Funnekotter, International Office Bournemouth University
1700 - 1800 Bisnis dan Kewirausahaan
Pembicara:
Alex Sriwijono, Psikolog
Arief Hadiyanto, saat ini masih terdaftar sebagai siswa Bristol University dibidang MSc di Entrepreneurship. Dedy telah mendirikan beberapa usaha di media dan broadcasting (Wakil ketua Pesantren Darunnajah dan pendiri rumah produksi DN)
Geoff Notcutt, Regional Director, University of Bedfordshire
Acara Lainnya
Pameran Pendidikan Inggris
Dihadiri oleh 16 perwakilan dari universitas di Inggris.
Kelas Kecil
Pengunjung yang telah mendaftar juga dapat mengikuti berbagai kegiatan di Kelas Mini EF Brittin College didalam pameran. Disini Anda dapat melihat dan merasakan bagaimana sebuah pendidikan Inggris diberikan dikelas.
Survei Siswa Online
Ikuti survey siswa online kami yang berada didalam area pameran untuk berbagi pendapat dan rencana Anda belajar di luar negeri. Dapatkan kesempatan untuk mendapatkan hadiah-hadiah menarik.
Daftar Sekarang di www.educationuk.or.id
Tanpa dipungut biaya!
Untuk informasi lebih lanjut kunjungi www.educationuk.or.id, telepon ke (021) 515 5561 atau E-mail ke information@....id
Nadhia Indria Dewi
UK Education Services Team
British Council
T : +62(21) 515 5561 ext 203
F : +62(21) 515 5562
nadhia.indria@britishcouncil.or.id
Creating Opportunity Worldwide
www.britishcouncil.or.id
Sesi 2 Pelatihan FLP Bekasi Angkatan 5.
24 Februari 2008, 13.00 – 15.00, Lt. 2 Masjid Muhajirin Perumnas 2 Bekasi Barat.
Tema : Ide dan Proses Kreatif
Pemateri : Wiwiek Sulistyowati (Ketua FLP Bekasi)
Pelatihan di mulai oleh mba Wiwiek dengan memberikan ilustrasi. 1 orang sukarelawan dari peserta pelatihan untuk berdiri kemudian diminta menutup mata, lalu mba Wiwiek melemparnya dengan beberapa gulungan kertas. Sang sukarelawan diharapkan menangkap gulungan kertas tersebut, namun karena matanya ditutup maka tak satupun gulungan kertas yang mampu ditangkapnya. Yang kedua, sang sukarelawan membuka matanya, namun pada saat di lemparkan gulungan kertas, dia diam saja atau tidak berusaha menangkap gulungan kertas tersebut, dengan cara ini pun, gulungan kertas tidak bisa ditangkap. Sedangkan ilustrasi ketiga, sang sukarelawan membuka matanya dan dia diminta berusaha menangkap gulungan kertas tersebut. Alhasil dengan cara ini, sang sukarelawan dapat menangkap gulungan kertas yang dilemparkan kepadanya, hanya 1 yang luput. Demikian kiranya ide yang di ilustrasikan dengan gulungan kertas itu. Sebenarnya ada banyak ide di sekitar kita, namun jika kita menutup mata atau tidak berusaha menangkap ide itu maka ide itu tidak bisa kita hasilkan. Sebaliknya, jika kita membuka seluruh indera kita, - bahkan indra keenam klo kita memilikinya - dan berusaha untuk menangkap ide-ide yang bertebaran di sekitar kita, dipastikan kita bisa menghasilkan banyak ide untuk bisa dijadikan bahan tulisan kita.
Mba Wiwiek juga menanyakan kepada setiap peserta dari mana kita bisa mendapatkan sumber ide. Dari hasil para peserta di ketahui sumber-sumber ide :
- Buku
- Penelitian
- Kegiatan sehari-hari
- Pengalaman pribadi
- Kitab suci
- Pengalaman orang lain
- Film
- Mimpi
- Perenungan
- Kejadian alam (bencana)
- Khayalan
- Musik
Sedangkan cara-cara untuk memperoleh ide adalah dengan mind mapping dan free style.
Di akhir pelatihan, mba Wiwiek menugaskan setiap peserta membuat 5 mind map kemudian di pilih salah satu yang terbaik untuk dijadikan paragraf. Setelah terkumpul mba Wiwiek membacakan paragraf yang dibuat dan memberikan masukan, kritik dan saran. Mba Wiwiek juga memberikan perbedaan antara cerpen dan novel.
Salah satu tugas wajib bagi peserta pelatihan adalah membuat cerpen nantinya.
Perjalanan masih panjang dan tidak akan pernah berhenti untuk belajar dan belajar untuk lebih baik lagi.
wp@26022008
Ini merupakan LPD pertama yang diadakan di Jabedeci. Sedangkan untuk LCD (Lokakarya Cerpen Dwibulanan) sudah beberapa kali diadakan. Itu juga merupakan kali pertamaku ke Rumah Cahaya Depok sebagai salah seorang wakil dari FLP Bekasi as a new comer juga di FLP Bekasi. Gak nyangka juga seeh puisi-puisi saya bisa lolos dari seleksinya mba Wiwiek, ketua FLP Bekasi. Tapi disini saya juga menggantikan Enjang yang batal untuk bisa datang. 5 orang wakil FLP Bekasi : Ayong, Nadiah, Elvira Suryani, Fitta Astriyani dan saya sendiri, Wahyu Purwaningsih.
LPD semula di jadwalkan pukul 13.00 namun 2 hari sebelum hari-H ternyata dimajukan jadi jam 09.00 karena siangnya di rumah cahaya akan diadakan rapat silahturahmi nasional FLP. Harus sampai jam 09.00 di depok dari bekasi, secara saya belum pernah kesana, berangkatnya pun sendirian hanya berbekal instruksi rute dari mba Wiwiek. Sampai di
Disana kita mendapatkan booklet kumpulan puisi FLP Jabedeci, jadi hasil-hasil puisi dari wakil-wakil dari tiap cabang di jadikan 1 booklet. Booklet itu dibagi ke setiap peserta. Sedangkan penyusunan puisi dalam booklet dibagi per cabang.
Kita sepakat bahwa kita hanya membahas puisi orang-orang yang hadir saat itu, sedangkan puisi orang-orang yang tidak hadir tidak dibahas, walaupun sebenarnya Kang Irfan sudah membuat kritikan dan analisa untuk seluruh puisi yang ada. Total ada 80 puisi. Semua puisi di rangking dari 1-80 oleh kang Irfan. Kang Ifran mulai membahas dan mengkritisi puisi-puisi dari teman-teman FLP Depok. Walaupun secara keseluruhan puisi-puisi dari FLP Depok paling bagus (terbukti dari rangking yang diperoleh mereka), namun itu pun sudah mendapat banyak kritikan dari kang Irfan. Puisi dari FLP Bekasi di bahas paling akhir, pertama Ayong kemudian saya menjadi orang terakhir yang puisinya dikritisi. Ternyata saya baru tahu aspek-aspek puisi itu sangat banyak. Kang Irfan memberikan banyak sekali masukan, kritik dan saran. Kang Irfan juga mengomentari bahwa puisi-puisi kali itu masih banyak yang terkesan terburu-buru dibuatnya, asal jadi, sedikit makna dan banyak yang masih menggambarkan sekedar suasana saja. Padahal dalam puisi banyak hal yang perlu diperhatikan. Kang Irfan membahas setiap kata, baris dan paragrafnya, pemilihan diksinya, pemilihan judul, kesesuaian dan keterkaitan isi dan judul, maknanya, iramanya, kosakatanya, sudut pandangnya, tokohnya, alurnya. logikanya sampai keseluruhan puisinya. Kang Irfan juga sering menanyakan alasan memilih satu kata tertentu dibanding kata yang lainnya yang bisa juga digunakan. Kang Irfan mengkritik puisi-puisi itu masih dangkal maknanya. Kebanyakan menggambarkan suasana namun sedikit yang menggali makna dan protes-protes terhadap sesuatu baik itu kejadian sosial maupun alam sekitar.
Puisi yang menduduki peringkat pertama adalah “Nyalakan Rokokmu, Di!” Karya Hadi wakil dari FLP Depok. Puisi-puisi dari FLP Bekasi bahkan tidak masuk dalam 10 besar. 10 besar di dominasi oleh FLP Depok dan
Urutan puisi-puisi FLP Bekasi dalam list rangking Jabedeci :
No. | Judul Puisi | Penyair |
35. | Hening | Wahyu Purwaningsih |
50. | Tahun Baru | Arry Amiliin (Ayong) |
51. | Kemacetan Hati | Fitta Astriyani |
54. | Nikah | Aryy Amiliin (Ayong) |
55. | Detik | Wahyu Purwaningsih |
57. | Aku Kembali | Aryy Amiliin (Ayong) |
60. | Setapak | Wahyu Purwaningsih |
61. | Pencuri Embun | Nadiah Abidin |
63. | Lelaki dan Bola Kaca | Nadiah Abidin |
66. | Cinta Palsu | Nadiah Abidin |
67. | Angin | Elvira Suryani |
69. | Mendung | Fitta Astriyani |
71. | Kisah Langit | Elvira Suryani |
76. | Biasa | Elvira Suryani |
77. | Mereka Bilang | Wahyu Purwaningsih |
Untuk para FLPers Bekasi, ayo semangat bikin puisi-puisi bagus dan berkualitas!
Demikian reportase saya dari acara LPD I, 23 Februari 2008, Rumah Cahaya Depok.
Sekian dan terima kasih.
wp@26022008
Talkshow Penulisan yang diadakan oleh FISIP UI ini diselenggarakan sebagai rangkaian dari acara LIMAS UI 2008 (Lomba Ilmiah Mahasiswa Sosial Politik UI). Tema LIMASnya "Memaknai Globalisasi : Indonesiaku kini, Indonesiaku nanti". Sedangkan tema Talkshow penulisannya : "Menulis, Siapa Takut?!". Diadakan hari Kamis, 21 Februari 2008 jam 13.30 di Aula AJB FISIP UI.
Pembicaranya :
1. Oktian Arijito (Pemenang PIMNAS) =>Untuk penulisan karya Ilmiah
2. Qaris Tadjudin (Redaktur TEMPO) => Untuk Penulisan jurnalistik
3. Andra Hirata (Penulis novel best seller Laskar Pelangi) => Untuk penulisan sastra
Moderator : Ruth Silalahi , mahasiswa UI
Kapasitas gedung adalah untuk 250 orang, pendaftaran tidak dilakukan via phone,tetapi langsung datang dan di list peserta sampai mencapai 250 peserta. Tiba di tempat, sekitar pukul 12.30 WIB dan disana sudah ada antrian pendaftar. Antriannya sudah kayak uler melingker dipinggir pager gitu dech alias dah puanjaaang banget. So mengantrilah saya. Saya dari bekasi dan kebetulan dapet kenalan yang datang dari Cibinong. Secara gitu lho acaranya terbuka untuk umum. Namun beberapa meter dari meja pendaftaran, ternyata peserta sudah memenuhi quota alias dah sampai 250 orang dan pendaftaranpun ditutup. Jrenggg!!!hah?!dan sisanya yang masih jadi buntut uler itu masih lumayan banyak. Dan panitia bilang peserta sisanya gak bisa masuk coz dah full. Yeee!!!pegimane seeh?iya, klo peserta yang dateng deket, dari depok gitu, nah kita yang dari bekasi, cibinong en mungkin dari daerah2 lain yang lebih jauh gimana?mestinya klo mau kayak gitu, panitia open pendaftaran via phone aza, jadi klopun dah full, jadi yang jauh khan gak perlu refot2 dateng. Nah klo gini khan, kita dah cape2 dari jauh, buang2 waktu, tenaga dan uang untuk bisa sampai di tempat acara ternyata dah gak kebagian tempat?!Siapa yang mo tanggungjawab?!klo seandainya itu acara konser musik, group slank misalnya, gimana reaksi tuch para slankers?para fans beratnya?pastinya akan terjadi anarkis dan akan membobol supaya bisa masuk. Bukan tidak mungkin akan terjadi korban jiwa kayak di bandung itu.
Tapi walopun panitia keukeh gak bolehin masuk peserta yang dah overquota, saya dan beberapa peserta yang lain tetap menunggu di luar ruangan berharap ada keajaiban. Dan akhirnya selang beberapa lama, panitia akhirnya memutuskan untuk membiarkan peserta yang masih luntang-lantung di luar itu untuk bisa masuk, dan walopun gak dapet duduk tapi boleh lesehan di depan panggung or berdiri di belakang dan disisi-sisi ruangan en juga di atas ruangan itu. Dan berbondong2lah kita untuk masuk. Thanks God! And how lucky i am, ternyata di bagian depan panggung, barisan pertama jejeran kursi peserta masih ada kursi yang kosong yang mungkin semula untuk undangan tapi mungkin undangannya gak dateng so masih kosong dan jadilah saya bisa duduk menempati kursi yang kosong itu. Thanks God again!
Acaranya dimulai sekitar pukul 13.30, ada acara sambutan2nya dulu, dari kapel limasnya, dari ketua BEM FISIPnya en dari pihak FISIP UInya, trus pake ada acara nyanyi Indonesia Raya dulu en game kenalan dulu.
Pembicara pertama adalah Oktian, beliau menyampaikan tentang penulisan karya ilmiah dimana memerlukan data dan harus sistematik. Beliau juga menyampaikan tentang perbedaan antara karya ilmiah dengan yang non-ilmiah serta bagaimana membuat suatu tulisan karya ilmiah.
Pembicara kedua adalah Qaris Tadjudin. Beliau menyampaikan bahwa "Menulis itu gampang, reportase itu sulit" artinya bahwa menulis itu sebenarnya gampang namun yang sulit adalah mengumpulkan bahan. Beliau juga menyampaikan bahwa sebenarnya tidak ada tulisan yang jelek yang ada hanyalah tulisan yang tidak logis. Dalam paparannya beliau juga menjelaskan tentang New Journalism (jurnalisme baru) atau juga disebut literary journalism (jurnalisme sastrawi) dan kita biasa juga menyebutnya dengan Feature. Dimana dengan jurnalisme ini kita bisa melaporkan sesuatu yang tidak bisa dilaporkan oleh televisi.Tokoh dari New Journalism ini adalah Truman Capote yang menulis novel In Cold Blood, sebuah novel yang ditulis dari sebuah berita surat kabar yang hanya sepanjang 300 kata. Oleh Capote, berita itu bisa dijadikannya sebuah novel 300 halaman yang menggegerkan. Bayangkan dari 300 kata menjadi 300 halaman! Tokoh lainnya adalah Gay Talese yang menulis Frank Sinatra Has a Cold, yang merupakan profil Frank Sinatra yang ditulis dengan gaya bahasa yang berbeda dari pada umumnya. Sedangkan Media New Journalism adalah Esquire, Rolling Stone and The New Yorker sedangkan di Indonesia adalah Tempo, yang didirikan bukan oleh wartawan melainkan oleh sastrawan yaitu Goenawan Muhammad, Putu Wijaya dan Syu'bah Asa.
Pembicara ketiga tentu saja yang ditunggu-tunggu, sang bintang panggung, Andrea Hirata.
Andrea Hirata menyampaikan tentang Writing Style yang mengambil case study Laskar Pelangi. Beliau menyampaikan tentang The Foundation of Poetic Thoughts. Bahwa sebuah karya tulis yang baik terdiri dari Extencity, Intencity, Possibility and Existency.
Beliau mengatakan bahwa ketika anda menulis lupakanlah segala aturan seperti bagaimana plotnya, settingnya, penokohannya, alurnya dan aturan2 lainnya. Tulislah apa yang anda rasakan bukan apa yang anda pikirkan. Beliau juga menyampaikan bahwa tulisan yang baik adalah jika setiap paragrafnya mengandung possibility untuk bisa dikembangkan lagi. Bagi seorang Andrea Hirata menulis bukan untuk konsumsi publik namun untuk mengisi diri. Andrea juga menyampaikan bahwa tulisan atau sastra yang baik adalah sastra kontekstual, sastra yang lebih mengedepankan konteks. Sedangkan menurutnya, justifikasi dari sebuah tulisan diserahkan kepada pembaca.
Range pembaca buku2 Andrea Hirata ada yang dari usia 7 tahun sampai 70 tahun. Pada saat acara ada pembaca cilik yang berusia 7 tahun yang hadir dan bertanya pada Andrea. Dan Andrea juga mengatakan bahwa buku Laskar Pelanginya juga dibaca oleh Profesor yang berusia 70 tahun. Pada kesempatan ini juga, Andrea menyampaikan bahwa Laskar Pelangi akan di filmkan dengan sutradaranya Riri Reza dan buku terakhir dari tetralogi Laskar Pelangi, Maryamah Karpov baru akan diterbitkan setelah filmnya selesai dibuat.
Kritik lagi buat panitia. Seharusnya panitia menyadari bahwa acara yang dibuka untuk umum dan menghadirkan pembicara sekelas Andrea Hirata pastilah akan mengundang banyak peserta terutama para penggemar tulisan2 Andrea hirata, jadi panitia seharusnya mempertimbangkan kemungkinan membludaknya peserta dan harus menyediakan tempat yang akomodatif, bisa menampung banyak peserta. Kemudian masalah sarana dan pra sarana talkshow, seperti laptop. Karena pada saat Andrea menyampaikan materinya, beliau sebenarnya ingin memutarkan sebuah film, Unfaithful dan ingin menunjukkan kepada peserta bagaimana sebuah film dengan tema sederhana namun kuat di settingnya, tapi ternyata laptop yang terhubung ke OHP, lemot, jadi tidak bisa memutar film dengan baik, jadilah peserta tidak jadi bisa melihat film tersebut. Selain itu lightingnya disekitar OHP juga tidak diperhatikan panitia. Dan yang lucu, saat penyampaian materi, ada kucing yang dengan santainya hilir mudik di sekitar panggung, duuuhhhh!
Selain itu doorprize yang diberikan tidak worthed dengan pertanyaannya. Pertanyaan terlalu simple dan tidak berbobot.
Acara terakhir sebenernya ada book signing oleh Andrea Hirata, tapi saya dan beberapa kawan sudah keluar ruangan sebelum acara selesai.
Namun however dengan segala kelebihan dan kekurangan acara ini, saya mendapatkan banyak pengetahuan baru. Semoga lain kali bisa menjadi lebih baik.
wp@22022008
Pembicaranya :
1. Oktian Arijito (Pemenang PIMNAS) =>Untuk penulisan karya Ilmiah
2. Qaris Tadjudin (Redaktur TEMPO) => Untuk Penulisan jurnalistik
3. Andra Hirata (Penulis novel best seller Laskar Pelangi) => Untuk penulisan sastra
Moderator : Ruth Silalahi , mahasiswa UI
Kapasitas gedung adalah untuk 250 orang, pendaftaran tidak dilakukan via phone,tetapi langsung datang dan di list peserta sampai mencapai 250 peserta. Tiba di tempat, sekitar pukul 12.30 WIB dan disana sudah ada antrian pendaftar. Antriannya sudah kayak uler melingker dipinggir pager gitu dech alias dah puanjaaang banget. So mengantrilah saya. Saya dari bekasi dan kebetulan dapet kenalan yang datang dari Cibinong. Secara gitu lho acaranya terbuka untuk umum. Namun beberapa meter dari meja pendaftaran, ternyata peserta sudah memenuhi quota alias dah sampai 250 orang dan pendaftaranpun ditutup. Jrenggg!!!hah?!dan sisanya yang masih jadi buntut uler itu masih lumayan banyak. Dan panitia bilang peserta sisanya gak bisa masuk coz dah full. Yeee!!!pegimane seeh?iya, klo peserta yang dateng deket, dari depok gitu, nah kita yang dari bekasi, cibinong en mungkin dari daerah2 lain yang lebih jauh gimana?mestinya klo mau kayak gitu, panitia open pendaftaran via phone aza, jadi klopun dah full, jadi yang jauh khan gak perlu refot2 dateng. Nah klo gini khan, kita dah cape2 dari jauh, buang2 waktu, tenaga dan uang untuk bisa sampai di tempat acara ternyata dah gak kebagian tempat?!Siapa yang mo tanggungjawab?!klo seandainya itu acara konser musik, group slank misalnya, gimana reaksi tuch para slankers?para fans beratnya?pastinya akan terjadi anarkis dan akan membobol supaya bisa masuk. Bukan tidak mungkin akan terjadi korban jiwa kayak di bandung itu.
Tapi walopun panitia keukeh gak bolehin masuk peserta yang dah overquota, saya dan beberapa peserta yang lain tetap menunggu di luar ruangan berharap ada keajaiban. Dan akhirnya selang beberapa lama, panitia akhirnya memutuskan untuk membiarkan peserta yang masih luntang-lantung di luar itu untuk bisa masuk, dan walopun gak dapet duduk tapi boleh lesehan di depan panggung or berdiri di belakang dan disisi-sisi ruangan en juga di atas ruangan itu. Dan berbondong2lah kita untuk masuk. Thanks God! And how lucky i am, ternyata di bagian depan panggung, barisan pertama jejeran kursi peserta masih ada kursi yang kosong yang mungkin semula untuk undangan tapi mungkin undangannya gak dateng so masih kosong dan jadilah saya bisa duduk menempati kursi yang kosong itu. Thanks God again!
Acaranya dimulai sekitar pukul 13.30, ada acara sambutan2nya dulu, dari kapel limasnya, dari ketua BEM FISIPnya en dari pihak FISIP UInya, trus pake ada acara nyanyi Indonesia Raya dulu en game kenalan dulu.
Pembicara pertama adalah Oktian, beliau menyampaikan tentang penulisan karya ilmiah dimana memerlukan data dan harus sistematik. Beliau juga menyampaikan tentang perbedaan antara karya ilmiah dengan yang non-ilmiah serta bagaimana membuat suatu tulisan karya ilmiah.
Pembicara kedua adalah Qaris Tadjudin. Beliau menyampaikan bahwa "Menulis itu gampang, reportase itu sulit" artinya bahwa menulis itu sebenarnya gampang namun yang sulit adalah mengumpulkan bahan. Beliau juga menyampaikan bahwa sebenarnya tidak ada tulisan yang jelek yang ada hanyalah tulisan yang tidak logis. Dalam paparannya beliau juga menjelaskan tentang New Journalism (jurnalisme baru) atau juga disebut literary journalism (jurnalisme sastrawi) dan kita biasa juga menyebutnya dengan Feature. Dimana dengan jurnalisme ini kita bisa melaporkan sesuatu yang tidak bisa dilaporkan oleh televisi.Tokoh dari New Journalism ini adalah Truman Capote yang menulis novel In Cold Blood, sebuah novel yang ditulis dari sebuah berita surat kabar yang hanya sepanjang 300 kata. Oleh Capote, berita itu bisa dijadikannya sebuah novel 300 halaman yang menggegerkan. Bayangkan dari 300 kata menjadi 300 halaman! Tokoh lainnya adalah Gay Talese yang menulis Frank Sinatra Has a Cold, yang merupakan profil Frank Sinatra yang ditulis dengan gaya bahasa yang berbeda dari pada umumnya. Sedangkan Media New Journalism adalah Esquire, Rolling Stone and The New Yorker sedangkan di Indonesia adalah Tempo, yang didirikan bukan oleh wartawan melainkan oleh sastrawan yaitu Goenawan Muhammad, Putu Wijaya dan Syu'bah Asa.
Pembicara ketiga tentu saja yang ditunggu-tunggu, sang bintang panggung, Andrea Hirata.
Andrea Hirata menyampaikan tentang Writing Style yang mengambil case study Laskar Pelangi. Beliau menyampaikan tentang The Foundation of Poetic Thoughts. Bahwa sebuah karya tulis yang baik terdiri dari Extencity, Intencity, Possibility and Existency.
Beliau mengatakan bahwa ketika anda menulis lupakanlah segala aturan seperti bagaimana plotnya, settingnya, penokohannya, alurnya dan aturan2 lainnya. Tulislah apa yang anda rasakan bukan apa yang anda pikirkan. Beliau juga menyampaikan bahwa tulisan yang baik adalah jika setiap paragrafnya mengandung possibility untuk bisa dikembangkan lagi. Bagi seorang Andrea Hirata menulis bukan untuk konsumsi publik namun untuk mengisi diri. Andrea juga menyampaikan bahwa tulisan atau sastra yang baik adalah sastra kontekstual, sastra yang lebih mengedepankan konteks. Sedangkan menurutnya, justifikasi dari sebuah tulisan diserahkan kepada pembaca.
Range pembaca buku2 Andrea Hirata ada yang dari usia 7 tahun sampai 70 tahun. Pada saat acara ada pembaca cilik yang berusia 7 tahun yang hadir dan bertanya pada Andrea. Dan Andrea juga mengatakan bahwa buku Laskar Pelanginya juga dibaca oleh Profesor yang berusia 70 tahun. Pada kesempatan ini juga, Andrea menyampaikan bahwa Laskar Pelangi akan di filmkan dengan sutradaranya Riri Reza dan buku terakhir dari tetralogi Laskar Pelangi, Maryamah Karpov baru akan diterbitkan setelah filmnya selesai dibuat.
Kritik lagi buat panitia. Seharusnya panitia menyadari bahwa acara yang dibuka untuk umum dan menghadirkan pembicara sekelas Andrea Hirata pastilah akan mengundang banyak peserta terutama para penggemar tulisan2 Andrea hirata, jadi panitia seharusnya mempertimbangkan kemungkinan membludaknya peserta dan harus menyediakan tempat yang akomodatif, bisa menampung banyak peserta. Kemudian masalah sarana dan pra sarana talkshow, seperti laptop. Karena pada saat Andrea menyampaikan materinya, beliau sebenarnya ingin memutarkan sebuah film, Unfaithful dan ingin menunjukkan kepada peserta bagaimana sebuah film dengan tema sederhana namun kuat di settingnya, tapi ternyata laptop yang terhubung ke OHP, lemot, jadi tidak bisa memutar film dengan baik, jadilah peserta tidak jadi bisa melihat film tersebut. Selain itu lightingnya disekitar OHP juga tidak diperhatikan panitia. Dan yang lucu, saat penyampaian materi, ada kucing yang dengan santainya hilir mudik di sekitar panggung, duuuhhhh!
Selain itu doorprize yang diberikan tidak worthed dengan pertanyaannya. Pertanyaan terlalu simple dan tidak berbobot.
Acara terakhir sebenernya ada book signing oleh Andrea Hirata, tapi saya dan beberapa kawan sudah keluar ruangan sebelum acara selesai.
Namun however dengan segala kelebihan dan kekurangan acara ini, saya mendapatkan banyak pengetahuan baru. Semoga lain kali bisa menjadi lebih baik.
wp@22022008
Workshop Temu Penulis dan Penerbit ini diadakan tgl 9 Februari 2008 lalu di Quantum Hati Center di daerah Cipinang Jaya. Acara ini pesertanya dipenuhi oleh beragam penulis dan penerbit.
Mengetahui informasi ini dari milis FLP Bekasi dan langsung tertarik untuk bisa menghadirinya. Dengan berkontak-kontak dengan FLPers Bekasi yang juga punya niatan sama untuk mengikuti acara tersebut akhirnya sampai juga di Quantum Hati Center. Tapi dari FLP Bekasi jadinya cuma ber-2, saya dan Hayyu, Fitta gak jadi ikut, begitupun Varendy.
Acaranya di jadwal adalah dari jam 12.00 - 17.00. Sekitar Jam 11.30 saya dah berada di seputaran Cipinang Jaya. Alih-alih saya sendirian, saya menunggu Hayyu. Masuk waktu Dzuhur, Hayyu akhirnya tiba juga dan shalat Dzuhur dululah kita begitu juga dengan peserta yang lainnya. Acara baru dimulai sekitar pukul 13.00. Dimulai dengan perkenalan seluruh peserta dan pemateri. Materinya :
1. Mengirim Naskah & Menjaring Penulis
Oleh Arif Fahruddin, Sag, MA.
(Praktisi dan Konsultan Dunia Perbukuan)
Beliau menyampaikan Rendezvouz Penulis dan Jejaring Kapital. Terdiri dari The Power of Writer, Keuntungan menjadi penulis, kebutuhan penerbit serta bentuk-bentuk kerjasama antara penulis dan penerbit. Pemaparan yang cukup menarik dimana Pak Arif ini juga merupakan staff riset di penerbit Pena sehingga beliau banyak menampilkan hasil-hasil survey dan riset yang telah dilakukannya
2. Melezatkan Gizi Buku Lewat Penyuntingan
M. Nur Kholis Ridwan
(Penerbit Pustaka Al-Kautsar)
Beliau menyampaikan materi dengan tema Bahasa Jurnalistik dan Editing. Pak Nur Kholis yang juga mantan redpel di Majalah Sabili ini memaparkan materinya dengan cukup menarik dengan diselingi humor ringan. Materi fokus mengenai bagaimana menulis naskah dengan baik, penyuntingan naskah&suka duka editor.
3. Menulis dengan Kekuatan Hati
Oleh Zaini Ali Akbar
(Penulis Buku Best Seller; T3 Jalan Tercepat Menuju Kedekatan dengan Allah)
Pak Zaini ini sebenarnya tidak punya basic penulis, backgroundnya adalah di bidang trading oil and gas. Namun beliau mampu menghasilkan buku yang bestseller. 3T merupakan Tasbih, Taubat dan Tahajud. Ada pelatihannya juga, mirip seperti ESQ. Beliau menjelaskan tentang bagaimana menulis dengan hati. Dimana beliau menjelaskan bahwa dirinya yang tidak punya basic sebagai penulis mampu menghasilkan sebuah tulisan yang menyentuh hati para pembacanya karena beliau menulis dengan hatinya.
Selesai pemaparan materi dari ketiga pemateri dilanjutkan dengan sesi tanya jawab. Selesai acara juga dilanjutkan dengan ramah tamah antara penulis dan penerbit. Dua pihak itu merupakan pihak yang simbiosis mutualisme, saling membutuhkan satu dengan yang lainnya. Acara ini merupakan acara yang berkelanjutan. Sebelumnya telah diadakan workshop2 lain sehubungan dengan penulis dan penerbit, begitupun pasca acaranya ini akan ada tindak lanjutnya untuk tetap menjalin hubungan baik antara penulis dan penerbit
Related link : http://penerbitanbuku.wordpress.com/
wp@13022008
Mengetahui informasi ini dari milis FLP Bekasi dan langsung tertarik untuk bisa menghadirinya. Dengan berkontak-kontak dengan FLPers Bekasi yang juga punya niatan sama untuk mengikuti acara tersebut akhirnya sampai juga di Quantum Hati Center. Tapi dari FLP Bekasi jadinya cuma ber-2, saya dan Hayyu, Fitta gak jadi ikut, begitupun Varendy.
Acaranya di jadwal adalah dari jam 12.00 - 17.00. Sekitar Jam 11.30 saya dah berada di seputaran Cipinang Jaya. Alih-alih saya sendirian, saya menunggu Hayyu. Masuk waktu Dzuhur, Hayyu akhirnya tiba juga dan shalat Dzuhur dululah kita begitu juga dengan peserta yang lainnya. Acara baru dimulai sekitar pukul 13.00. Dimulai dengan perkenalan seluruh peserta dan pemateri. Materinya :
1. Mengirim Naskah & Menjaring Penulis
Oleh Arif Fahruddin, Sag, MA.
(Praktisi dan Konsultan Dunia Perbukuan)
Beliau menyampaikan Rendezvouz Penulis dan Jejaring Kapital. Terdiri dari The Power of Writer, Keuntungan menjadi penulis, kebutuhan penerbit serta bentuk-bentuk kerjasama antara penulis dan penerbit. Pemaparan yang cukup menarik dimana Pak Arif ini juga merupakan staff riset di penerbit Pena sehingga beliau banyak menampilkan hasil-hasil survey dan riset yang telah dilakukannya
2. Melezatkan Gizi Buku Lewat Penyuntingan
M. Nur Kholis Ridwan
(Penerbit Pustaka Al-Kautsar)
Beliau menyampaikan materi dengan tema Bahasa Jurnalistik dan Editing. Pak Nur Kholis yang juga mantan redpel di Majalah Sabili ini memaparkan materinya dengan cukup menarik dengan diselingi humor ringan. Materi fokus mengenai bagaimana menulis naskah dengan baik, penyuntingan naskah&suka duka editor.
3. Menulis dengan Kekuatan Hati
Oleh Zaini Ali Akbar
(Penulis Buku Best Seller; T3 Jalan Tercepat Menuju Kedekatan dengan Allah)
Pak Zaini ini sebenarnya tidak punya basic penulis, backgroundnya adalah di bidang trading oil and gas. Namun beliau mampu menghasilkan buku yang bestseller. 3T merupakan Tasbih, Taubat dan Tahajud. Ada pelatihannya juga, mirip seperti ESQ. Beliau menjelaskan tentang bagaimana menulis dengan hati. Dimana beliau menjelaskan bahwa dirinya yang tidak punya basic sebagai penulis mampu menghasilkan sebuah tulisan yang menyentuh hati para pembacanya karena beliau menulis dengan hatinya.
Selesai pemaparan materi dari ketiga pemateri dilanjutkan dengan sesi tanya jawab. Selesai acara juga dilanjutkan dengan ramah tamah antara penulis dan penerbit. Dua pihak itu merupakan pihak yang simbiosis mutualisme, saling membutuhkan satu dengan yang lainnya. Acara ini merupakan acara yang berkelanjutan. Sebelumnya telah diadakan workshop2 lain sehubungan dengan penulis dan penerbit, begitupun pasca acaranya ini akan ada tindak lanjutnya untuk tetap menjalin hubungan baik antara penulis dan penerbit
Related link : http://penerbitanbuku.wordpress.com/
wp@13022008