Powered by Blogger.

Lombok Visit 2003-2007

by - Tuesday, December 18, 2007

Menghitung hari. Tak terasa waktu terus berlalu. Waktu adalah masa depan. Kecepatannya begitu cepatnya sampai kita tak menyadarinya.

Hm..betapa merindunya saya untuk travelling. Darah seakan menggelegak mencari pelampiasan. Travel adict. Pada saat sedang asyik melamunkan kerinduan saya, tiba-tiba datang tawaran yang begitu menggiurkan untuk kembali mengikuti travel adict itu. Tapi apalah daya, waktu yang begitu mendesaknya tidak memungkinkan bagi saya untuk melakukan persiapan. Dan lagi, saya dah punya target lain yang Insya Allah akan coba saya realisasikan akhir tahun ini.

Lombok. Sebuah pulau surga nan cantik. Saya begitu tergila-gilanya dengan pulau itu. Lombok adict. Saya bahkan sudah jatuh cinta sejak pertama kali menginjakkan kaki pada pulau nan elok itu. Beberapa waktu lalu, pada saat saya mengunjungi sebuah mata air, juwet namanya, di lombok timur. Orang-orang disekitarnya mengatakan barang siapa yang mandi or cuci muka di mata air itu maka kita akan mendapatkan jodoh orang sana. He..he..saya sudah cuci muka disana tapi koq ya blm ketemu jodoh orang sana yaa??Pernah deket dengan seseorang, pernah tinggal disana selama 6 tahun tapi bukan asli orang sana. Sekarang juga saya sedang dekat dengan seseorang yang pernah tinggal di lombok selama 8 tahun, tapi bukan orang sana juga. Mereka sudah begitu mengenal lombok dengan baik. Lagian pengalaman selama ini, selama beberapa kali berkunjung kesana, belum pernah tuch menemukan orang asli sana yang menarik hati. Sekalinya ketemu, eh ternyata bukan orang asli lombok, huaaa penonton kecewa…

Mungkin emang belum ketemu aza kali ya?bukan berarti orang keturunan sana gak ada yang berkualitas, waaah bukan ngomongin sara lho ya?!

Mari kita hitung sudah berapa kali saya kesana

  1. Pertama kali ke lombok, Mei 2003. Waktu itu ada acara studi banding IAAS LC Unibraw ke IAAS LC Unram, beberapa iaaser LC Unibraw kesana bersama dengan National Director IAAS Indonesia. Waktu itu siangnya saya baru seminar proposal, malamnya saya sudah cabut ke mataram, meninggalkan revisi2 proposal, he..he… Lombok memang jadi pulau pelarianku. Bulan-bulan segitu, ombaknya tuch lagi gueede banget. Penyebrangan Ketapang-Gilimanuk yang biasanya kurang dari 1jam, pada saat itu kita tempuh hampir 2 jam!Dan ada satu hal yang lucu, salah satu iaaser LC Unibraw, cowo, gondrong, mabuk laut!saking gedenya ombak. Hi..hi..jadi dech bahan celaan, gondrong-gondrong koq mabuk laut, he..he.. Saat itu pertama kali ke lombok sudah terkesima dengan pesonanya. Selain itu juga terkesima dengan salah satu penghuni pulaunya, yach walo Cuma numpang. Diajak berkeliling kota Mataram dan juga lombok. Saat itu kita sampai juga di Lombok Tengah, ke Kuta Lombok. Waaaaa…liur ini seakan ingin menetes keluar turut menikmati indahnya Kuta Lombok. What a lovely place. Ada surga disana. Waktu itu kita kesana pas IAAS LC Unram sedang mengadakan IOP dan BOS 1, dan so pasti ada acara jalan2nya. IAAS gitu lho!setiap acara pasti bikin acara jalan2. International Association of Asyik2 Students, haha..haha..Kita ke Kuta Lombok, Tanjung An, Aik Bukak, Narmada dan Senggigi. Pertama kali naek cidomo juga. Katanya cidomo itu artinya cikar, dokar, mobil. Kalo di Jawa kita menyebutnya dokar. Selain jalan2 dengan iaaser saya jalan2 dengan priaku juga, hm..walaupun priaku iaaser juga. Tapi iaaser yang sudah tobat, ha..haa.. Bahkan dulu karena saya dekat dengan iaaser unram, kita berencana mo merger antara lc unibraw dan lc unram, he..he..abisnya LCD Unibrawnya demen banget ke lombok, he..he..Setiap sudut kota mataram menorehkan banyak kenangan indah. Priaku juga bercerita tentang Rinjani, kakinya terpincang2 katanya seeh abis jatuh di Rinjani. Mulai detik itu, saya menetapkan hati mo ke Rinjani suatu hari nanti. Melihat dan merasakan apa yang dilihat dan dirasakan priaku itu. Seminggu kami di pulau lombok dan sudah terpatri dalam hati, Lombok..saya pasti akan datang lagi.
  1. Januari 2004 saya kelombok lagi, kali ini 5 hari saya habiskan disana. Semula seeh gak berencana mo ke lombok karena tadinya kita tuch mo liburan ke Bali, ber-4, iaaser juga. Tapi karena gravitasi lombok itu begitu kuatnya, saya dan satu orang adek saya yang sangat baik hati, ramah dan tidak sombong meneruskan perjalanan sampai ke lombok. Yang satu stay di Bali dan yang satu lagi pulang kembali ke Malang. Di Bali kita ke Legian, Kuta Bali, Sangeh, Pasar seni Sukowati dan Museum Bali di Renon. Menyenangkan di Bali. Kita bersenang-senang. Berlagak jadi turis gitu dech, halaah. Kami berdua ke lombok membawa misi. Apa misinya?adaaa dech! :-P. Kali ini kunjungan ke Lombok ke Tanjung Ampenan, Gili Trawangan dan Senggigi lagi bo’!Ke Tanjung Ampenan bersama priaku. Katanya seeh dulu pelabuhan lombok itu di Tanjung Ampenan sebelum dipindahkan ke Lembar. Adekku itu kena mangsa sama iaaser unram, karena dia baru pertama kali ke lombok, dia disambut dengan plecing, makanan khas lombok yang terbuat dari kangkung yang rasanya itu peedaas poll!Adekku itu dikerjain, dia gak tau klo itu plecing. Sudah sampai berkeringat, tidak diberi minum, keringat sebesar butiran2 jagung menetes di sekujur mukanya, wajahnyapun sudah memerah padam. Tapi dia tetap tidak sadar kalo dia sedang jadi bahan kejahilan anak2 iaaser unram. Whyu terbebas dari ceremonial itu karena saya seorang karnivora alias gak makan sayur, he..he..Kasian sekali adekku itu, sebenarnya saya tahu kalo dia sedang dikerjain, tapi apalah daya, saya turut terhanyut menikmati tontonan menyenangkan itu. Maap ya de’!Kamu pasti masih ingat khan?

Tapi abis itu kita ke pulau Gili Trawangan. Pulau kecil yang cantik yang berada disekeliling lombok. Selain Gili Trawangan, ada juga Gili Meno dan Gili Air. Tapi waktu itu kita hanya ke Gili Trawangan. Untuk kesana kita harus menyebrang, waktu perjalanan sekitar 30-45 menit. Waktu itu kita naek perahu yang dibawahnya itu kaca, jadi sepanjang perjalanan penyebarangan kita bisa melihat kehidupan bawah laut yang begitu indahnya. Kita bermalam di pulau itu. Kita kesana ber-5 menyewa 2 kamar. Karena saya satu2nya wanita dirombongan itu, satu kamar disediakan khusus untuk saya sendiri. Tapi karena malamnya, kita cerita2 horor, jadilah saya tidak berani tidur sendiri, tidur menumpang di kamar tetangga. 1 kamar ada 2 bed. Besok paginya menikmati sunrise di Gili Trawangan. Menakjubkan. Trus ber-snorkling disana. Adekku itu terkena binatang laut, saya lupa namanya, sehingga kakinya itu gatal2. Siangnya kita kembali ke Mataram, dan sorenya asyik menikmati sunset Senggigi.
Keren khan?dalam satu hari, menikmati sunrise di Gili Trawangan dan sunset di Senggigi. What a wonderful jou
rney!

 Eh tapi indah buat saya, tapi tidak buat adek saya itu. Sakitnya semakin parah. Kakinya selain memerah dan membengkak dan ternyata pas perjalanan pulang ke Malang, mukanya juga bengep, bengkak2!Hah?!Pada saat saya sedang mengenang indahnya perjalanan saya kali itu diperjalanan pulang, adekku itu tersiksa dengan sakitnya. Oalaah malang nian nasibmu de’!Dan tidak hanya sampai disitu, sesampainya di Malangpun, sakitnya semakin parah sehingga sayapun harus mengantarnya ke rumah sakit. Hm..aya2 wae. Begitu besar pengorbananmu de’ untukku sampai segitunya. Tapi benar2 jadi pengalaman tak terlupakan toh?:-)

  1. Agustus 2004. Kembali saya mengunjungi Lombok setelah saya kembali dari berpergian di Eropa, menghadiri acara IAAS. Rencana kunjungan kali ini, ingin menghadiri acara wisuda beberapa iaaser unram termasuk priaku, tapi justru saya tidak berhasil menemui priaku itu. Kunjungan 3 hari ini menjadi salah satu pengalaman tragis dalam hidupku. Tidak sempat kemana2, hanya sibuk berburu priaku. Kisah yang mungkin bisa dijadiin sinetron kata temen2ku. Menangis bombay saya dalam perjalanan pulang. Padahal Pulang Pergi Jakarta-Lombok menggunakan pesawat, berakhir dengan kesedihan tak berujung. Habis mata saya membengkak karena terus menangis sepanjang perjalanan. Selama perjalanan pulang lagu “If you love someone”nya Brian Adam terus bergema di pikiranku. Huh, tapi tetap tak menyurutkanku untuk bertekad akan kembali ke Lombok. Cintaku pada lombok tak akan berakhir walaupun cintaku pada priaku sudah pudar.
  2. Maret 2005. Tidak kapok saya tetap datang lagi ke lombok. Kali ini untuk mengikuti National Congress IAAS di IAAS Unram. Kali ini tanpa kehadiran priaku, dia sudah kembali ke habitatnya semula. Berat..begitu berat hadir di Lombok lagi. Setiap sudut kota Mataram mengingatkanku akan priaku itu.

Bersama IAASer berkunjung ke pusuk, tempat budidaya pohon gaharu, ke Gili Trawangan (lagi), ke JerMan alias Jeruk Manis, salah satu air terjun di Lombok Tengah, ke Senggigi (lagi) and last but not least ke Rinjani. Tapi ke Rinjani bukan dalam rangka acara IAAS. Whyu aza yang memenuhi obsesi beberapa tahun lalu. Di Gili Trawangan, sempat berkeliling pulau itu dengan jalan kaki berdua dengan salah satu iaaser unram. Waktu tempuh untuk berkeliling sekitar 1 jam. Pulau yang tidak terlalu besar untuk dikelilingi dengan berjalan kaki. Kita tidak bermalam disana, siang datang, sorenya dah kembali ke mataram. Abisnya serombongan kesana. Satu perahu penyebrangan penuh sama anak2 iaas aza.

Satu minggu acara iaas, satu minggu lagi acara saya bebas. Ke Rinjani 5 hari. Tadinya mo kesana ma salah satu iaaser unibraw, tapi berhubung dia ada acara di Malang, dia gak jadi ikut, saya Cuma diwarisi oxican. Saya bertekad tetap ke Rinjani walo sendiri. Tapi mana ada yang tega membiarkan saya naek gunung sendiri, ke Rinjani pula. Salah satu kawan sibuk mencarikan guide untukku, anak PA(Pecinta Alam, red) FP Unram. KAPA, nama PAnya saat itu sedang ada pendidikan untuk anggota baru, jadi semua sibuk. Saya sampai mendatangi markasnya tapi tidak ada yang bisa mengantar. Akhirnya terus dicari, didapatlah satu mahluk kapa yang sedang nganggur karena tugas dia di lapang dan saat itu masih acara ruang. Jadilah dia bersedia untuk jadi pendampingku di Rinjani. Tapi tetap, salah satu adek iaasku ada yang gak rela melepasku pergi berdua saja dengan orang yang baru saya kenal, dia ngotot untuk ikut juga, dia wanita, nah karena dia ngotot mau ikut adekku yang laen, yang pada tahun lalu menemaniku ke lombok juga ikut2an bersikeras menemani kami. Jadilah kami ber-4, tim dadakan bersiap ke rinjani. Target Cuma sampe danau segara anak, berhubung sang guide mesti turun lapang dalam acara orientasi anggota baru. Jadi pemberangkatan dimulai di Senaru dan pulangpun ke Senaru. Seharian kami sibuk pinjam alat. Makananpun baru kami beli dalam perjalanan ke Senaru, dipasar Tanjung. Salah satu iaaser unibraw yang asli lombok berbaik hati mengantar kami. Dia sebenernya juga gak tega dan gak yakin kami benar2 akan berangkat ke Rinjani dengan persiapan yang sangat minim. Hanya bermodal semangat dan kenekatan. Acara 5 hari di Rinjani cukup menyenangkan.

Lagu “the way you look at me”nya Christian Bautista menjadi theme song selama perjalanan. Napak tilas perjalanan priaku dulu begitu saya nikmati. Rinjani menawarkan keelokannya, membuat saya kembali berketetapan hati untuk kesana lagi suatu hari nanti. Ketenangan dan kesejukan di danau segara anak membuai kami. Indah..begitu indah. Kali ini 2 minggu saya habiskan di Lombok.

  1. Kali ke-5 saya kembali tanpa kapok mendatangi “Hot Spicy Island”. Mei-Juni 2006. Kali ini untuk menghadiri resepsi pernikahan salah satu teman iaaser unram. Kehadiran dalam pesta pernikahan itupun merupakan konsekuensi atas perjanjian gila antara saya dengan teman saya itu. Beberapa tahun yang lalu kami sempat membuat perjanjian gila. Siapa yang paling cepat dan duluan menikah. Yang menang alias yang lebih dulu menikah, maka yang kalah harus datang ke tempat yang menang untuk menghadiri resepsi pernikahan dengan biaya sendiri dan juga sekaligus jika si kalah ini akhirnya menikah maka dia harus membiayai sang pemenang untuk bisa hadir di pernikahannya kelak, he..he.Ternyata saya kalah. Teman saya itu menang. Dia menikah duluan. Jadilah saya harus memenuhi tuntutan atas kekalahan itu. Resepsi diadakan di Praya, Lombok Tengah. Saya kesana dengan beberapa kawan iaaser. Sempat nyasar karena semua belum ada yang tau tempatnya. Resepsi pernikahan diadakan dengan sederhana tetapi tetap mencerminkan suasana pernikahan khas lombok. Sebenarnya saya diminta untuk hadir saat acara “nyongkolan”, hm..semacam prosesi pernikahan dimana seluruh rombongan pengantin dengan arak2annya berjalan kaki dari rumah mempelai pria ke rumah mempelai wanita. Rombongan nyongkolan tersebut juga lengkap dengan gendang beleq, kesenian khas lombok. Tapi sayangnya saya tidak bisa mengikuti prosesi itu, walaupun sangat inginnya saya karena saya harus segera beranjak untuk ke Lombok timur. Saya berencana untuk menginap disalah satu kawan sewaktu dulu di Malang yang orang asli lombok. Rumah kawan saya itu khas Lombok dengan lumbungnya dengan khas keramahan penduduk desanya. Esok harinya saya diajak ke Desa Sembalun, desa di kaki gunung Rinjani. Ada kerabat kawan saya itu. Sembalun juga menjadi starting point bagi para pendaki gunung Rinjani tapi kali ini saya tidak berencana untuk naek Rinjani.  Di desa Sembalun ini tinggal di salah satu penduduk desa kerabat kawan saya itu. Tetap dengan keramahan khas penduduk desa. Di Sembalun ini, diiingiin sekali pada malam hari, sampai tidak ada keinginan saya untuk mandi disana. Jangankan mandi, menyentuh airnya pun sudah cukup membuat menggigil sampai ke tulang. Sempat bermalam di Sembalun. Saya juga sempat – diantar beberapa penduduk desa- untuk naek ke salah satu bukit yang ada di sekeliling desa Sembalun ini. Desa Sembalun memang dikelilingi dengan banyak perbukitan. Sempat sampai di puncak bukit itu. Di bukit itu saya melihat beberapa hewan ternak sapi yang katanya memang di angon di perbukitan. Weleh..weleh..kuat juga ya tuch sapi2. Saya juga sempat diajak berkunjung ke salah satu penduduk desa yang merayakan sunatan. Di suguhi makanan khas desa. Sederhana namun tetap penuh makna. Betapa senangnya saya tinggal di antara penduduk desa. Nyaman dan tenang. Setelah puas berada di lingkungan pedesaan kembalilah saya ke mataram. Sesampainya di mataram saya juga diajak untuk berkano ria di Senggigi. Waah pengalaman baru neeh. Tanpa pikir panjang, saya ikuti ajakan itu. Berkano biasa dilakukan pada pagi atau sore hari. Saat itu saya memilih untuk berkano di sore hari.  Sesampainya di Senggigi, habis hujan. Karena habis hujan, ombaknya agak sedikit besar. Sempat ngeri juga seeh. Karena berkano kita sendiri. Waah, padahal saya khan belum pernah. Klo saya tergulung ombak gimana?apalagi penyewa kano tidak diperlengkapi dengan pelampung. Tapi karena keinginan saya begitu kuatnya, rasa takutpun dibabat habis. Berkanolah saya. Awalnya memang masih agak grogi namun selanjutnya saya sudah dapat dengan mudah menyesuaikan diri. Bahkan sampai ketagihan, he..he..Menyenangkan sekali. Sore itu banyak juga orang2 yang berkano. Saya berkeliling sepanjang pantai itu, sampai menyentuh batas di laut yang mulai dalam dan jauh dari pantai. Seru!Puas berkano saya pun dihidangkan makanan khas lombok juga, sate bulayak. Rasanya cukup enak. Hari itu puas rasanya. Begitu menyenangkan. Kunjungan ke lombok kali ini sekitar 1 minggu, diisi dengan berbagai aktivitas yang menyenangkan. Lombok..lombok..tidak akan pernah saya bosan untuk mengunjungimu.

6. Mei-Juni 2007. Kedatangan saya tahun ini ke Lombok, murni ingin naek gunung. Saya berencana untuk naek gunung Tambora di Sumbawa dan gunung Rinjani untuk kedua kalinya di Lombok. Persiapan ala wahyu telah dipersiapkan. Ini merupakan kunjungan terlama saya ke lombok. Merupakan rangkaian traveling saya yang sudah saya rencanakan beberapa lama. Sebelumnya saya sudah seminggu di Malang. Selama di Malang, setiap harinya saya menginap di tempat yang berbeda. Dalam acara traveling itu saya sempat ke Probolinggo, Blitar dan Batu. Beberapa hari di Mataram untuk mempersiapkan rencana ke Sumbawa untuk naek Tambora. Ditemani kawan KAPA yang 2 tahun lalu menemani saya pula ke Rinjani. Sudah lama saya ingin menginjakkan kaki saya di pulau Sumbawa, akhirnya tahun ini saya dapat memenuhi keinginan saya itu. Perjalanan ke Sumbawa sekitar 10 jam perjalanan dari Mataram. Namun kali itu perjalanan saya memakan waktu hampir 14 jam. Karena terhambat di pelabuhan Kayangan Lombok. Penyebrangan pelabuhan Kayangan Lombok-pelabuhan Tano Sumbawa memakan waktu sekitar 1 jam. Pulau Sumbawa terlihat kering dan tandus. Banyak sabana dan savanna disana. Banyak pula hewan ternak berkeliaran di padang sabana dan savanna disana. Ada kerbau, sapi, kuda dan kambing. Saya tidak langsung naek Tambora. Saya kerumah kawan saya itu dulu di Dompu. Gunung Tambora berada di perbatasan Sumbawa-Dompu. Saya sempat diajak berkeliling Dompu. Rencananya sehabis dari Tambora saya pun ingin ke Bima, kabupaten terujung dari pulau Sumbawa. Ingin mengunjungi pantai Lakey. Konon ombak di Lakey demikian besarnya sehingga dianggap merupakan pantai dengan ombak terbesar kedua setelah Hawai. Penasaran saya ingin ke tempat tersebut. Tapi sebelum kesana, Gunung Tambora menjadi salah satu target saya juga. Sekitar 2 hari di Dompu, sayapun segera naek Tambora ditemani kawan saya itu plus kakak dan istri kakaknya yang dua2nya merupakan wartawan di salah satu Koran lokal di Dompu. Keduanya pun lulusan Unram. Berempat kita ke kaki Gunung Tambora. Disana kita juga mengunjung kuncen Gunung Tambora dan akhirnya kami naek berlima ditemani anak dari Kuncen tersebut. 3 hari di gunung Tambora cukup mengesankan. Turun dari Tambora ternyata ayah kawan saya itu sehabis kecelakaan. Karena itulah saya batal ke Bima dan kawan saya itupun yang rencananya akan menemani saya lagi ke Rinjani tidak bisa menemani saya. Namun niat ke Rinjani untuk kedua kalinya tidak pula surut. Saya pulang ke lombok sendiri. Disana sudah menanti kawan saya yang lain. Saya stay di Lombok Timur. Menanti kawan2 dari Malang yang akhirnya setelah bujuk rayu saya akan ikut saya naek Rinjani. Ditambah 1 kawan dari Bekasi yang nekat mengikuti bujuk rayu saya juga. Rinjani memang begitu menggiurkan bagi para penggiat Gunung. Jadilah kami naek Rinjani ber-5 ditambah 1 guide yang saya dapatkan dari seorang kawan.
Cerita lengkap pendakian Rinjani dan Tambora saya post tersendiri. Hampir 1 bulan petualangan traveling saya di Lombok-Sumbawa tahun ini. Sekali lagi tak akan pernah kapok bagi saya untuk kembali lagi ke pulau surga itu. Lombok begitu menawan hati dan menimbulkan ketagihan untuk selalu bisa datang dan datang lagi. Saya masih berencana untuk bisa ke Tambora dan Rinjani lagi. Serta ada beberapa spot lagi di NTB yang ingin saya kunjungi :

ü      Air terjun sendang gile, di desa Bayan Senaru, di kaki Rinjani

ü      Sekotong , tempat budidaya mutiara air laut

ü      Kuta Lombok lagi

ü      Gili Air dan Gili Meno

ü      Pantai Lakey

ü      Bima

Bahkan saya berencana untuk bulan madu di Lombok suatu saat nanti J.

Beginilah orang yang sudah di mabuk cinta dengan Lombok. Pulau dengan sejuta pesona tersebut. Dan saya pun berani merekomendasikan kawan2 saya untuk ke Lombok karena Lombok bagi saya jauh lebih indah dari Bali. Di Lombok masih demikian alaminya. Saya sudah tidak sabar untuk kembali mengunjungi lombok lagi. Agenda wajib bagi saya untuk datang ke lombok setiap tahunnya. Dalam kurun waktu 4 tahun, 2003-2007, saya sudah 6 kali ke Lombok.

Lombok…I’m in Love…

 

 

 

wp@17122007

 

You May Also Like

5 comments

  1. Iri kemananya ni mba?ke lomboknya or rinjaninya?:-)

    ReplyDelete
  2. aduh....keren banget. jadi terkesima nih, agak nyesel juga sih karena sejak 2006 saya bolak balik ke lombok, ternyata buanyak banget yang ga saya niatin buat di-eksplorasi. hehehe. mendua juga sih...antara kerja dan piknik seru. hehehe. kapan ngerencanain ke sana lagi?

    ReplyDelete
  3. Waah sering bolak-baik juga ke lombok?wah laenkali mesti explore lombok tuch, keren abis euy! Ke lombok lagi?tahun ini seeh blm absen kesana?mungkin tahun baruan di lombok, blm pernah tuch (^_*)

    ReplyDelete
  4. Ini dah tahun 2012, my wish yang ingin honeymoon ke Lombok akhirnya terlaksana juga..honeymoon sekalian tahun baruan 2012 di Lombok..gak nyangka bisa terlaksana..walau harus menunggu 4 tahun sejak tulisan ini dibuat..
    Jadi pengen make more wishes lagi..and prepare for it become come true..right in ur live :-)
    Happy dreaming! (^_*)

    ReplyDelete