Powered by Blogger.

Dikejar Mantan Calon Ibu Mertua

by - Friday, April 04, 2008

Malam itu, aku bermimpi seorang putri (halaah!). Malam itu aku bermimpi, berkumpul bersama keluarga mantan calonku (??!!). Ada Ana, Ibu dan sekeluarga. Dan ternyata Mas JW punya seorang kakak laki-laki dalam mimpiku itu. Kakak itu memintaku untuk ke Jember. Ternyata Mas JW sekarang tinggal dan kuliah di Jember. Mereka sekeluarga memintaku untuk menemui mas JW di Jember setelah Desember lalu aku tidak jadi menjenguk Mas JW yang katanya sedang sakit di Cirebon. Kakak itu bersedia mengantarkanku ke Jember. Namun sesampainya di Jember, setelah mencari-cari beberapa lama, kami tetap tidak berhasil bertemu mas JW bahkan sampai mimpiku berakhir.

Paginya, saya diliputi rasa aneh dan bertanya-tanya. Kenapa saya memimpikan ana, ibu dan Mas JW sekeluarga? Ada apakah? Apa yang terjadi pada mas JW? Padahal kupikir setelah Desember itu, saya mungkin gak akan bisa berhubungan lagi dengan mereka. Saya juga tidak sedang memikirkan mereka. Lalu kenapa mereka hadir dalam mimpi-mimpiku? “Semua yang ada dalam mimpi berasal dari kenyataan” begitu yang kubaca pada sebuah buku. Namun kenyataan apa?

Tidak lama berselang, siang itu, setelah malamnya saya bermimpi aneh itu, tiba-tiba ada sebuah telepon. Ternyata telepon itu dari Ana, adik mas JW. Kali ini bukan mimpi. Ana berbasa-basi sedikit denganku kemudian ternyata maksudnya meneleponku adalah ingin mengajakku ikut dalam acara resepsi pernikahan salah satu anggota keluarga mereka di Jakarta, di salah satu gedung di bilangan Sudirman pada sabtu berikutnya, 29 Maret 2008. Mereka sekeluarga saat itu sedang berada di Pondok Kopi. Ana juga bilang bahwa mereka bersedia menjemputku di Bekasi. Dia terus memaksaku ikut. Aku beralasan bahwa aku gak punya baju untuk menghadiri acara di gedung itu. Hanya alasan halus saja, sebenarnya aku gak pengen ikut. Mereka pasti merencanakan sesuatu. Mungkin aku bakal di kenalin pada keluarga besarnya bahwa akulah calon istri mas JW, waaaahhh!!!

Setelah berkelat-kelit, aku bilang aza, mengundang Ana untuk kerumahku dulu.

Namun seiring waktu berlalu, gak ada kabar lagi. Tadinya saya sempat berencana bertemu mas JW dengan abangku. Abangku ini sebenarnya adalah kawan dekat mas JW. Dulu akupun kenal abang dari mas JW. Dan saat aku sekarang dengan abang, mas JW belum tau bahkan sampai saat ini. Tapi apalah daya, kami tidak jadi bertemu. Abang keberatan dengan berbagai alasan dan pertimbangan.

Dan aku tetap kalut, menanti hari sabtu. Namun ternyata sampai hari sabtu, tidak ada telepon lagi dari Ana.

Tiba-tiba, minggu pagi ada telepon lagi dari Ana. Duuh! Gak aku angkat. Ternyata dia telpon kerumah. Dan ternyata pula, aku harus langsung bicara sama Ibu. Dia bilang dia mo main kerumahku. Hah? Gak tau mesti gimana selain mengiyakan. Walaupun sempet berkelit juga dengan bertanya, “lho ibu koq kesininya pagi-pagi?”

Ibu : “Iya, soalnya sekalian mampir sekalian mo pulang ke Cirebon

Wahyu : “Hm..tapi bu, saya belum mandi dan beres-beres”

Ibu : “Udah, gak pa’pa”. Kamu gak kemana-mana khan?

Wahyu : “iya ibu”

Ibu : “ ya udah, kita kesana ya sekarang, ini dah di tol”

Jleeeep!

Berputar-putarlah saya seperti gangsing. Bingung. Telpon abang, gak ada solusi, whyu malah di ceramahin, dibilang gak bisa tegas. Duuuh!

Akhirnya aku sms ana. “ana, hm..kamu mo kesini mo ngapain ya?soalnya ditanya cowokku”

Ana bales sms : “Cuma mo maen aza koq”

Whyu sms lagi : “Oh, klo gitu, tol telponin cowokku dulu ya, ini no telpnya : 08xxxxxxxxx. “

Ana bales : “mba, gak jadi kesana deh. Padahal kita dah sampe rumah mba lho! Klo sibuk gak pa’pa koq. Thanks”

Aku celingak-celinguk di luar, gak ada siapa-siapa koq.

Ana sms lagi : “Mba, kita Cuma mo ngabari koq klo mas JW mo tukar cincin September nanti dan maksudnya kita mo ngundang mba, gitu”

Pffhhh…

Segera kubales : “Alhmdulillah kalo gitu. Selamat berbahagia ya buat Mas JW. Ditunggu undangannya. Insya Allah klo di undang, ada umur, waktu dan rezeki, di usahakan bisa hadir di resepsinya. Salam ya buat keluarga. Mohon maaf”

Tak ada reply lagi.

Plong rasanya.

Tapi kemudian timbul pertanyaan. Dilihat dari sikap mereka, ada yang aneh bukan? Klo mereka memang Cuma mo maen aza ke rumahku, ya kenapa gak dateng aza langsung, masa setelah kubilang aku dah punya cowok tiba-tiba mereka mo berbalik pulang en gak jadi mampir?padahal katanya dah sampe rumahku khan?

Aku punya beberapa skenario tentang hal ini (ceileeh, mentang-mentang baru nulis skenario). Pertama, alasan mereka yang mengatakan bahwa mas JW mo tuker cincin September nanti itu adalah sebuah tindakan yang reaksioner atas “penolakan”ku secara halus. Mungkin mereka Cuma malu ma gw, karena yang semula mereka kira whyu masih available, ternyata dah gak kosong lagi.

Kedua, mungkin sebenarnya ibu dah punya jodoh buat mas JW, tapi mas JWnya mungkin mengatakan bahwa dia masih love me, masih menginginkanku, sehingga di cari dan dikejarlah diriku, tapi ternyata aku dah gak kosong lagi dan jadilah mas JW di jodohkan dengan pilihan ibunya itu.

Ketiga, semua alasan ibunya itu palsu dan karena sudah terucapkan kepadaku, maka sang ibu harus kerja keras pontang-panting untuk segera mencarikan jodoh untuk mas JW yang mo nikah dan dinikahi sama mas JW en she only has 5 months for it before September! Duh..aduh..

Namun alasan sebenarnya hanya Allah dan merekalah yang tahu.

Ceritaku dan mas JW mang dah dari dulu kayak cerita sinetron. Gimana dulu aku yang secara kasarnya bisa dibilang “mengejar-ngejar” mas JW. Dari Malang-Mataram. Dari Jakarta-Mataram. Bahkan pernah PP naek pesawat dari Jakarta ke Mataram hanya untuk menghadiri wisuda mas JW, disana Cuma 3 hari namun ternyata saya tidak bisa bertemu dengan mas JW karena dia bersembunyi dan menghindar dari saya, bak a Looser yang gak mampu menghadapi masalah. Saya yang sudah menangis-nangis Bombay sepanjang perjalanan pulang Mataram-Jakarta ditambah lagi kemudian saya disemprot, dimarah-marahi ibunya mas JW via telepon, padahal dia belum kenal siapa saya dan dengan alasan tuduhan yang gak masuk akal. Kemudian Bekasi-Cirebon berkali-kali bahkan pernah PP dalam 1 hari! Sempet mengirim parcel lebaran, black forest hari ibu, sampe novel ayat-ayat cinta hard cover sebagai hadiah ultah mas JW. Namun apa yang saya dapat? Saya di sia-siakan. Dan sekarang mereka ingin menjilat ludah mereka sendiri setelah di muntahkan?! No way man!!!

Sampai sekarang pun sejak terakhir berhubungan dengan mas JW 1 tahun lalu, saya gak pernah berbicara langsung dengan mas JW. Selalu Ana atau Ibu. Mereka gak pernah mengijinkan saya bicara langsung sama mas JW, saya gak dikasih kesempatan untuk bicara sama mas JW dan bahkan tak ada inisiatif sedikitpun dari mas JW untuk mau berbicara dengan saya. Semua ibu. Semua skenario ibu. Bahkan mas JW gak punya pilihan untuk menentukan nasib dan masa depannya sendiri. Dulu gak boleh sama ibunya, dia diam saja. Sekarang didukung ibunya, juga diam saja. Bersembunyi di ketiak ibu! Gak ngebayangin klo gw jadi nikah sama mas JW, pasti ibunya yang akan banyak turut campur dalam rumah tangga kita dan mas JW…..dia gak akan melakukan apa-apa selain menuruti perintah ibunya.

Bukan berarti saya menganjurkan untuk tidak patuh pada orang tua, namun tidak sepatutnya pula bagi orang tua untuk memaksakan kehendak pada anak-anaknya. Klo kata Kahlil Gibran “…Anakmu bukanlah anakmu. Mereka putra-putri kehidupan yang rindu akan diri mereka sendiri..”.

Seharusnya ada komunikasi dan diskusi antara orangtua dan anak untuk menentukan segala sesuatunya.

Buat semua, jangan pernah menyia-nyiakan orang yang menyayangi dan mencintai kita!

Saya gak ingin mengulangi kesalahan yang sama yang pernah mas JW lakukan ke saya. Menyia-nyiakan orang yang mencintai kita. Saya gak ingin menyiakan, mengabaikan dan meremehkan abang yang sudah demikian menyayangi saya saat ini. Abang mungkin bukan siapa-siapa, dia gak ganteng, tidak juga kaya. Saya mungkin tidak seperti wanita-wanita lain yang hanya mengejar materi. Saya gak memilih mas JW yang punya segalanya, ganteng, punya usaha sendiri, kaya, sudah cukup usia dan matang untuk menikah serta keluarga yang mendukung saya. Saya memilih orang yang tidak punya segalanya itu. Saya mungkin gila, tapi saya dianggap gila oleh orang-orang yang sebenarnya gila namun tidak sadar bahwa mereka gila. Jadi sebenarnya yang waras itu ya saya, gitu!

Abang adalah anak dari seorang ayah yang mualaf. Keluarga dari ayahnya adalah jajaran pendeta batak Kristen yang taat. Sedangkan Ibunya dari keluarga muslim betawi yang juga taat. Ada dua kubu saling tarik menarik di keluarganya. Alhmdulillah, 3 anak dari ayah ibunya muslim semua. Keluarga ayahnya yang non-muslim banyak yang berhasil dan kaya. Ada yang punya gedung wisma dharmala sakti di sudirman, ada yang pernah menjadi pemilik poskota dan usaha-usaha lain yang berhasil dan sukses dan kaya. Abang sebenarnya juga bisa, di beri jabatan, posisi yang baik, di kuliahkan sampai selesai namun syaratnya cuma satu, menggadaikan keimanan dengan menjadi bagian dalam 1 gereja dengan mereka! Tapi  abang gak memilih jalan itu. Bagaimana dia pernah harus berada di sebuah kampung yang semua penduduknya non-muslim. Bagaimana dia bersekolah di sekolah umum namun karena penduduknya semua non-muslim dan mengharuskan dia menjadi hanya satu-satunya murid yang beragama Islam. Dia memilih untuk tetap susah namun dengan tetap menjadi muslim. Dia gak kaya, tapi dia justru memiliki harta yang paling berharga, IMAN! Salahkah aku mempertahankan dan memperjuangkan orang yang harus berjuang mempertahankan keimanannya diantara deru-debu harta dunia?

Abang juga sebenarnya bukannya tidak mampu, tapi dia dilemahkan oleh sistem. Dia sebenarnya memiliki potensi yang luar biasa dengan kecerdasannya. Dia pernah jadi siswa dengan nilai NEM tertinggi se-kabupaten di kampungnya, namun karena dia muslim sedangkan hampir seluruh penduduknya non-muslim, maka tergeserlah dia menjadi posisi kedua dengan penuh konspirasi.

“Atau siapakah yang memperkenankan (do’a) orang yang dalam kesulitan apabila ia berdo’a kepada-Nya, dan yang menghilangkan kesusahan dan yang menjadikan kamu (manusia) sebagai khalifah di bumi? Apakah disamping Allah ada tuhan (yang lain)? Amat sedikitlah kamu mengingati-Nya.” (QS. An Naml [27]: 62)

“Atau siapakah yang menciptakan (manusia dari permulaannya), kemudian mengulanginya (lagi), dan siapa (pula ) yang memberikan rezeki kepadamu dari langit dan bumi? Apakah disamping Allah ada tuhan (yang lain)?. Katakanlah : “Unjukkanlah bukti kebenaranmu, jika kamu memang orang-orang yang benar”.

(QS. An Naml [27] : 64).

 

wp@04042008

You May Also Like

6 comments

  1. Setuju banget wahyu, anyway, pengalaman kamu luar biasa wahyu. Pasti butuh ketegaran yg dahsyat ketika menghadapi keluarga mas JW. and you can through it. Bravo !!!! btw, si abang itu yang kamu bawa waktu di perpus diknas itu ya? ;)

    ReplyDelete
  2. seru ceritanya.... kapan nich menuju pelaminanannya dengan abang? mudah2an bisa segera yah....

    ReplyDelete
  3. Iya gitu dech mba, kayak cerita sinetron. Iya, emang butuh ketegaran untuk menghadapinya. Tapi alhmdulillah bisa terlalui. Mudah-mudahan gak ada apa-apa lagi setelah ini. Mas JW berbahagia dan whyu pun bisa berbahagia dengan pilihan kita masing-masing.
    Btw, anyway, busway, he..he..ketauan neeh sama mba Wiwiek. Mba, jangan bil sapa-sapa ya?off the record :-P

    ReplyDelete
  4. Iya seru mba, tapi bukan cerita fiksi lho, ini nyata! he..hee.Waah pengennya seeh secepatnya mba, tapi masih banyak hambatan, termasuk pemikiran yang masih memikirkan materi itu mba especialy dari my fam. Doakan aza semuanya bisa lancar.

    ReplyDelete
  5. maaf belum sempet baca, panjang amat ya?.. baru pulang tour kuliner ke guci/tegal, masih pedes mata 2.45 AM

    ReplyDelete
  6. Iya panjang kayak kereta. Waah asyik neeh baru pul tur kuliner?oleh2nya mana?lagian sempet2nya jam 2.45Am masih open internet padahal katanya matanya masih pedes?matanya abis makan cabe ya mas?(^_*)

    ReplyDelete