Powered by Blogger.

Laut tak tenang

by - Thursday, October 22, 2020

Laut tak tenang


Ada yang pernah mengalami badai?

Kalau badai rumah tangga adalah ya dikit-dikit mah 😘.

Saya punya cerita sedikit mengenai badai, terkait dengan laut.


Laut tak tenang 1

Beberapa tahun yang lalu, waktu saya masih kuliah, karena kuliah di Jawa Timur, sering sekali pergi ke Bali atau Lombok dan biasanya dilakukan lewat jalan darat. Jadi dari Malang naik bis ke Banyuwangi dan di Ketapang menyebrang ke Gilimanuk, Bali menggunakan kapal Fery. Kalau ke Lombok, setelah melintasi Bali akan menyebrang menggunakan kapal Fery lagi ke Pelabuhan Lembar di Lombok.

Biasanya penyebrangan Ketapang - Gilimanuk bisa ditempuh dengan waktu 30 menit. Sedangkan dari Bali ke Lombok membutuhkan waktu kurang lebih 5 jam.

Nah, saat itu, kami kurang lebih ada 5 orang akan ke Lombok. Saat penyebrangan ke Bali, kami terombang-ambing di lautan cukup lama. Waktu itu malam hari. Ombak sangat besar, yang di dalam kapal Fery pasti sangat merasakan besarnya ombak. Tapi karena malam, tidak bisa melihat lautan sekitar. Saking besarnya ombak dan lamanya kita di dalam kapal, ada satu kawan yang akhirnya mabuk laut. Perjalanan menyebrang yang biasanya bisa ditempuh hanya 30 menit, saat itu, kami butuh waktu sekitar 2 jam untuk tiba di Bali. Seingat saya, saya seh tidak sampai mabuk laut, tapi mungkin sedikit pusing. Pas mulai tampak tanda-tanda pelabuhan Gilimanuk, senang sekali rasanya. Pengalaman di ombang-ambing ombak besar selama 2 jam cukup membuat deg-degan. Tapi Alhamdulillah, semua aman sampai kami tiba di Lombok.


Laut tak tenang 2

Kejadian yang lain lagi saat saya berkunjung ke Nusa Tenggara Timur, tepatnya ke Flores. Lebih tepat lagi ke Labuan Bajo 😃. Waktu itu ada kunker (kunjungan kerja, red) ke sana. Nah, kami berencana untuk sekalian ke Pulau Komodo, mumpung ada di sana khan ya?Mau lihat kadal raksasa alias komodo. Eh, pas berencana begitu untuk besoknya, malamnya saya Menstruasi dunk. Waduh! Karena pernah dengar kabar, katanya kalau lagi mens, tidak bisa lihat komodo, karena khan bau darah ya, dan itu bisa memancing komodonya 😫. Komodo itu khan termasuk karnivora dan peka sama bau darah. Wah, sudah sedih saja bakal tidak jadi ikut. Tapi ternyata, boleh 😊, selama terus dekat dan didampingi sama Rangernya. Alhamdulillah. Kita tidak ke Pulau Komodonya, karena pulau Komodo pulau paling jauh dari Labuan Bajo dan katanya Komodonya juga tidak terlalu banyak. Awalnya kita mau ke Pulau Padar dan Pulau Rinca. Pulau Padar yang terkenal sama view kerennya dan Pulau Rinca ini ada banyak Komodonya dan paling dekat dari Labuan Bajo. Saat kita menuju Pulau Padar menggunakan perahu, sekali lagi dihadang laut yang tak tenang. Sudah sekitar 1 jam kita berjalan, namun belum ada penambahan jarak yang berarti, artinya kita disitu-situ saja. Padahal katanya, sebenarnya tidak perlu waktu lama untuk bisa sampai ke Pulau Padar. Tapi karena akhirnya, kita tidak sampai-sampai ke Pulau Padar, karena kondisi laut yang besar gelombangnya dan sulit ditembus, pemandu kita menyarankan untuk tidak jadi ke Pulau Padar dan langsung saja ke Pulau Rinca. Kecewa seh sebenarnya, tapi apalah daya. Sesampai di Pulau Rinca ya ketemu komodo, berfoto dengan komodo, dan saya yang sedang mens, ternyata aman-aman saja bertemu komodo, tentu dengan jarak aman dan bersama dengan Rangernya. Di Pulau Rinca juga ternyata cantik pemandangannya. Kecewanya sedikit terobati, tapi jadi penasaran dan sepertinya memang harus ke Pulau Padar suatu hari nanti.

Pulau Padar




#Writober
#Writober2020
#Hari5
#Badai
#RBMIPJakarta
#IbuProfesionalJakarta


You May Also Like

0 comments